PONDOK KELAPA, BE - Lima orang anak punk, menjali bulan-bulanan puluhan warga, setelah menghentikan truk Dina BD 8167 YE milik Rahman Redi Saputra (25), warga Desa Selubuh, Air Napal, Bengkulu Utara, Kamis (6/11).
Kejadian bermula saat 9 orang anak punk asal Lampung yakni Ricky Giovani (15), M Wildan (14), Putra Dwipa (17), Reski Julpianda S (19), Apro Jauandiya (14), Erlan (16) Yudi (27), Aspal (15) dan Ferdi (15), berusaha mencari tumpangan kendaraan di Desa Pasar Pedati Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah (Benteng).
Namun, kendaraan yang mereka hentikan tersebut tidak mau berhenti, sehingga memicu kemarahan kawanan anak-anak penganut hidup bebas tersebut. \"Mereka menyetop mobil truk tapi mobil tidak berhenti. Anak-anak tersebut marah dan melempar botol air meneral, hingga mengenai kepala sopir. Setelah itu mereka kabur, lalu dikejar oleh sopir berserta rekannya. Akhirnya tertangkap 5 orang, sedangkan 4 orang lainnya berhasil melarikan diri,\" ujar anggota Polri yang bertugas di Polsek Pondok Kelapa, Kamis (6/11).
Anak-anak punk tersebut kemudian menjadi bulan-bulanan puluhan warga sekitar. \"Mereka diamankan di sini (Polsek) lalu dikirim oleh Dinsosnakerstrans Benteng ke Dinas Sosial Provinsi,\" ungkap polisi tadi.
Kepala Bidang Banjamsos Dinsos Provinsi, Drs Syahril Patimbang MPd menjelaskan, kelima anggota anak jalanan (punk) tersebut akan dikirim kembali ke kota asalnya Bandar Lampung. \"Kita ada anggarannya untuk anak-anak terlantar, nanti kita kirim ke daerah asalnya,\" ucap Syahril.
Syahril mengatakan, pengiriman anak-anak anti kemapananan tersebut, harus ada rekomendasi dari kepolisian bahwa kelima orang tersebut merupakan anak-anak terlantar. \"Kalau mereka turun di jalan, bukan tanggung jawab kita lagi. Sebab kewenangan kita mengirim kembali ke daerah asal,\" tegas Syahril.
Bantah Lempar Botol
Sementara itu, Risky membantah bila mereka melakukan pelemparan botol air mineral kepada Rahman Redi S (sopir truk). Malah sebaliknya, sang sopirlah yang disebut melempar mereka dengan botol mineral hingga mengenai salah satu rekannya. \"Kita hentikan mobil untuk menumpang menuju Lampung, mobil tidak berhenti. Mereka mengatakan kita mau mati, kemudian lempar botol ke kita,\" ujar Riski.
Menurut Riski, karena lemparan botol tersebut memicu emosi rekannya Yudi, yang kemudian langsung memukul kaca depan mobil, sehingga mereka terlibat keributan. Karena di lokasi kejadian banyak warga yang melihat, mereka merasa takut sehingga kabur. \"Kita bagi tugas ada yang minta gorengan dan nyetop mobil,\" sebutnya.(320)