BENTENG, BE - Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengakui kesulitan didalam melakukan pendeteksian terhadap virus HIV/AIDS tersebut. Pasalnya, biasanya penderita yang mengidap penyakit mematikan itu, tidak mau melapor kepada pihaknya. Oleh sebab itu, kasus baru ketahuan jika pengidap sudah meninggal. Apalagi, meninggalnya di rumah sakit di Benteng. Selain itu, ketika pengidap berobat, baik ditingkat puskesmas atau rumah sakit. \"Kendalanya, dikarenakan pengidap tidak melapor dan bersifat pasif,\" ujar Kadinkes Benteng, I Putu Sura Artika SKm. Kendala lainnya, sambung Putu, juga dikarenakan belum adanya lembaga yang membidang persoalan HIV tersebut. Secara otomatis belum ada tenaga khususnya untuk melakukan pendeteksian dan pendataan di lapangan. Sebab, jika ingin mengandalkan tenaga medis, sangat sulit. Disamping, enaga medis yang masih kurang, juga terlalu banyak kerja yang harus diselesaikannya. \"Kendala lainnya, di Benteng belum ada lembaga kusus yang menangani persoalan itu,\" tukasnya. Dijelaskan Putu, pengidap HIV di Benteng ini, bukan terjangkit di wilayah Benteng. Akan tetapi, di daerah luar. Namun, biasanya tahap pengobatannya pulang ke daerah asalnya. Apalagi, masa inkubasi virus HIV memakan waktu cukup lama, yakni sekitar 2 hingga 5 tahun. Sebab virus HIV ini yang mengerogoti sel darah. \"Penularan virus ini, dapat lewat hubungan intim, pemakaian suntikan narkoba dan kontak darah dengan si penderita,\" tegasnya. Terkait semakin bertambah korban HIV baik yang masih dalam pengobatan maupun sudah meninggal ini, akan disikap dengan pihaknya. Berbagai program pencegahan HIV ini akan dilakukan oleh pihaknya. Sebab, HIV ini hanya bisa dicegahkan, namun tidak bisa diobati. Sampai saat ini, belum ditemukan obat atas penyembuhan virus HIV tersebut. \" Kedepannya, kita akan rancang program pencegahan,\" timpalnya. (111)
Dinkes Sulit Deteksi HIV
Selasa 30-09-2014,14:08 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :