8 Warga BS Dibebaskan dari Pasung

Jumat 26-09-2014,13:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

KOTA MANNA, BE – Mulai kemarin, sebanyak 8 warga Bengkulu Selatan (BS) yang dipasung oleh keluarganya  karena mengalami gangguan jiwa, dilepaskan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Bengkulu, Dinsos BS, dan Panti Bina Laras Bengkulu serta dokter dari RSJKO Bengkulu. “Evakuasi ini kami lakukan agar nantinya tidak ada lagi warga yang mengalami gangguan jiwa, dipasung. Namun harus mendapat perawatan di rumah sakit agar cepat sembuh,” kata  Kepala Panti Sosial Bina Laras Dharma Guna Bengkulu, AHD Sulaiman. Dikatakan Sulaiman, korban pasung ini, nantinya akan dirawat di RSJKO Bengkulu hingga sembuh. Pihak keluarga dibebaskan dari biaya pengobatan. Namun pihaknya meminta salah satu dari keluarga korban pasung dapat selalu berada di rumah sakit untuk  membantu mengurus keperluan sang korban pasung selama dirawat. “Untuk pengobatan korban pasung, dibebankan pada Jamkesmas atau Jamkesda atau juga BPJS, kami hanya minta keluarga menguruskan kartu tersebut, sehingga pihak keluarga tidak perlu khawatir karena takut tidak mampu membiayainya,” terangnya. Sementara itu, Kepala  Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi BS, Ahmad Novman  Ali SE melalui Kasi Rehabilitasi dan Sosial, Agus Suharto SIP menyebutkan, ke-8 warga ini adalah Sulaimi (47) warga Desa Jeranglah Tinggi, Manna, yang sudah dipasung selama 1 bulan; Ramlan (43) warga Desa Jeranglah Tinggi, Manna yang dipasung selama 2 tahun; Elvi (42) warga Kelurahan Pasar Bawah, Pasar Manna yang dikurung dalam kamarnya selama  5 tahun;  Jandri (29) warga Desa Suka Negeri, Air Nipis yang dipasung selama 2 bulan; Marwansyah (43) warga Desa Tanjung Beringin, Air Nipis yang sudah dipasung selama 14 tahun; Kusi (47) warga Desa Sukarami, Air Nipis yang sudah dipasung selama 10 tahun; dan Gun (32) warga Desa Darat Sawah, Seginim yang sudah dipasung selama 3 tahun. “Saat ini baru 8 ini yang berhasil direhabilitasi, namun masih ada beberapa orang lagi yang masih dipasung di BS, mudah-mudahan tahun depan kami usulkan lagi agar juga bisa dievakuasi dari pasungnya untuk dirawat di rumah sakit agar kembali normal,” terang  Agus. Sementara itu, salah satu keluarga dari korban pasung, Bakaria (65), ibu dari Sulaimi warga Desa Jeranglah Tinggi, Manna yang didampingi Kades setempat, Zukwan Fajri kepada BE menuturkan, anaknya itu baru dipasung beberapa minggu lagu. Hal itu lantaran anaknya itu selalu mengambuk bahkan hampir bunuh diri. Anaknya itu sudah sakit selama 10 tahun, namun selama ini tidak dipasung lantaran selalu diberi obat penenang. Akan tetapi sekitar satu tahun lalu obat penenang itu tidak lagi diberikan lantaran tidak ada yang membantu mencarikan obat tersebut, sehingga anaknya itu kembal berulah, sedangkan istrinya beserta anak semata wayangnya sudah pulang ke rumah mertuanya di Kabupaten Kaur. “Kami sangat berterima kasih anak kami bisa dirawat di rumah sakit , selama ini kami pasung karena selalu berulah, bahkan saya saja mau dibunuhnya, saya berharap jika akan diobati sampai sembuh dan penyakitnya tidak kambuh  lagi,” harapnya sambil mengelap air matanya yang menetes karena terharu. (369)

Tags :
Kategori :

Terkait