MU KOMUKO, BE – Para pedagang pengumpul tandan buah segar (TBS), meminta Pemda melalui SKPD terkait melakukan pengawasan, khususnya pabrik yang membeli TBS dari petani. Supaya petani dan pedagang pengumpul tidak dirugikan. “ Selama ini belum ada pengawasan yang ketat dari pihak terkait. Sehingga dengan mudahnya oknum perusahaan khususnya yang membeli TBS dari petani, berpeluang besar menentukan harga sendiri,” ujar salah seorang pengusaha pegumpul TBS, Wanto kepada Bengkulu Ekspress. Indikasi adanya permainan harga, yang dirugikan adalah pedagang pengumpul dan petani. Contohnya, seharusnya harga dibeli pabrik Rp 1.200/kg. Teapi, hany deblaid ega ahra 1.150/kg ataupun dibawah harga tersebut. “ Inilah harapan kita adanya pengawasan. Meskipun selisih harga hanya hitungan puluhan rupiah. Jika dikalikan dengan puluhan hingga ratusan ton/hari yang dibeli, sangat banyak petani dirugikan,” katanya. Hal senada disampaikan Ketua Gabungan Petani Sawit (GPS) Kabupaten, Ir Khairul Siregar, sudah kerap kali menyampaikan supaya ada pengawasan ketat yang dilakukan pemerintah daerah. Pun dengan menetapkan harga, petani atau organisasi yang mewakili petani sawit harus dilibatkan. Menurutnya, Pemda tidak ada kewenangan untuk menaikan dan menurunkan harga. Karena, peraturan dalam penentuan harga sudah sangat jelas, salah satunya disesuaikan dengan harga CPO dunia. Namun, ada celah pihak perusahaan itu bermain. Inilah yang harus ada pengawasan dari Pemda melalui SKPD terkait. “ Naik dan turunnya harga TBS sudah biasa terjadi. Asalkan penurunan itu sudah sesuai degan sebenarnya,” pungkas Khairul. (900)
Diduga Ada oknum Permainkan Harga TBS
Rabu 20-08-2014,17:10 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :