Eksekusi Terduga Pengeroyok Seperti Penangkapan Teroris

Minggu 15-06-2014,11:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

MUKOMUKO, BE – Belasan warga Desa Tanjung Mulya (SP9) Kecamatan XIV Koto,  terduga melakukan pemukulan terhadap korban, J Sinurat, hingga tewas, telah diamankan pihak Kepolisian Polres Mukomuko. Dalam penangkapan itu, warga menyayangkan penangkapan yang dilakukan pihak Kepolisian bak teroris. Pasalnya  warga diduga  tidak mengetahui juga diamankan hingga ada salah seorang pelajar dipukul dan rumah penduduk dirusak. Sukoco, pemilik rumah yang dirusak dan cucunya, Yosep Ardiansyah, diduga korban pemukulan oknum mengatakan, pada saat kejadian ia tidak berani keluar rumah. Karena terdengar suara tembakan hingga bunyi kaca pecah dan lainnya. Setelah bunyi – bunyi tersebut tidak terdengar lagi, ia pun keluar dari kamar dan melihat anaknya atas nama Roni telah dibawa pihak Kepolisian. “Saya tidak masalah dengan anak saya dibawa ke Mukomuko. Yang penting anak saya tidak bersalah,” katanya. Sukoco, tidak menerima atas adanya tindakan yang tidak baik. Seperti  melakukan pemukulan kepada cucunya yang baru duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan rusaknya pintu depan serta kaca bagian belakang rumah pecah. Yosep Ardiansyah mengaku pada malam penangkapan ia tengah tidur didalam kamar. Tiba – tiba ada orang yang langsung menyeret dirinya keluar kamar. Oknum yang  membawa ia keluar  dari rumah itu awalnya ditanyakan nama dan langsung dipukul beberapa kali salah satunya dibagian kening. Akibat cedera yang dialami pelajar itu, terpaksa harus menjalankan  ujian sekolah di kediamannya dengan diawasi guru dari sekolah bersangkutan. Salah seorang Guru SMPN 27, Rosman, mengaku seorang pelajarnya terpaksa melaksanakan  ujian di rumah. Ini dikarenakan pelajar itu mengalami cidera.  Yosep, mengalami cidera akibat kejadian malam itu, harus ujian susulan yang dilaksanakan di rumahnya. Ditempat terpisah sejumlah warga desa Tanjung Mulya, kemarin (14/6) melaporkan peristiwa itu kepada bupati Mukomuko. Laporan itu disampaikan di Aula Pertemuan Kecamatan XIV Koto.  Perwakilan dari warga itu mengatakan bahwa dalam penangkapan ataupun pengambilan belasan warga seperti pendobrak seorang teroris. “Itu masyarakat biasa bukan teroris,” ujar salah seorang perwakilan dari warga. Masyarakat juga meminta supaya bupati Mukomuko segera mengambil solusi dan sesegera mungkin melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian. Bagi warga yang tidak bersalah supaya segera dibebaskan. “Kita takut nantinya warga dari desa lain akan muncul aksi solidaritas hingga membuat Mukomuko tidak kondusif lagi. Dan harus ada bantuan hukum dari pemerintah mengenai adanya dugaan pelanggaran Hak Azazi Manusia (HAM),” pintanya. Bupati Mukomuko Ichwan Yunus, mengaku belum mengetahui persis peristiwa  itu hingga menyebabkan korban tewas. Dan baru  mendapatkan laporan dari Camat. Bupati menyampaikan awalnya ada empat warganya yang dibawa oleh pihak Kepolisian. Begitu pun dengan sejumlah warga yang tidak mengetahui peristiwa itu juga dibawa. Dan juga terjadi dugaan pengrusakan dan pemukulan kepada salah seorang pelajar di desa tersebut.  Bupati menegaskan hukum harus tetap ditegakkan.  “Jika yang terbukti terlibat dalam pemukulan silakan diproses. Yang tidak terlibat jangan dibawa semua,” ujarnya. Tak hanya perbuatan anarkis yang diproses secara hukum. Rumah yang rusak dan dugaan pemukulan juga harus dipertanggung jawabkan. “Saya akan menemui Kapolres. Untuk membahas masalah yang terjadi,” bebernya. Bupati juga mengintruksikan supaya Camat mendata rumah yang rusak dan sebagainya dan akan dilaporkan ke jajaran Polres Mukomuko atau langsung ke Mapolda Bengkulu. Sementara itu  pihak kepolisian Polres Mukomuko, masih memilih tidak memberikan  komentar. Diketahui korban J Sinurat,  tewas setelah mengalami luka memar pada kepala dan muka yang diduga setelah dipukul puluhan massa.  Peristiwa itu terjadi, Kamis (12/6) malam sekitar pukul 22.45 WIB di Dusun Sepuluh Desa Tanjung Mulya (SP9) Kecamatan XIV Koto. Diduga korban berstatus duda itu  digrebek oleh warga ketika tengah berada di rumah salah seorang wanita desa setempat, yang diketahui berstatus janda, inisial W.   Ketika digrebek diduga keduanya tengah berhubungan. Pada malam itu juga oknum Polisi itu dipukuli hingga korban tak berdaya dan meninggal dunia. (900)

Tags :
Kategori :

Terkait