Mahasiswa Tuntut UKT Dihapuskan

Sabtu 07-06-2014,20:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU,BE- Ratusan mahasiswa Universitas Bengkulu (Unib), kemarin pagi menggelar demonstrasi di depan halaman rektorat Unib. Mereka menuntut transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang selama ini dinilai tidak transparan, dan mendesak agar sistem UKT dihapuskan. Koordinator aksi, Hamid Muhaimin, mahasiswa dari Fakultas Tehnik mengatakan, aksi ini dikarenakan ketidak transparanan UKT, ada yang membayar tinggi dan ada yang rendah, walau sudah mengisi formulir keluarga miskin tetap saja  dimasukkan dalam golongan pembayaran UKT lebih tinggi. \"Pembayaran UKT terkesan asal tembak saja, tanpa dihitung dan melihat beban orang tua mahasiswa, \" katanya. Dengan penggalangan massa itu menuntut universitas menghapuskan biaya UKT. \"Hapuskan biaya UKT, kalau tidak bisa lebik baik rektor turun \" teriaknya. Dalam orasi itu, mahasiswa meminta rektor memberikan informasi secara terbuka pemberlakuan UKT tahun angkatan 2013. Sebab, mahasiswa tidak pernah diajak duduk bersama menghitung besarannya agar berkeadilan. Karena dalam pembayaran sistem UKT tersebut ada yang mampu justru membayar UKT Rp 500 ribu. Bahkan ada yang mencapai Rp 6,5 juta. Maka dari itu, dalam aksi tersebut mahasiswa menuntut agar pihak universitas menghapuskan UKT. , Massa kian memanas dan menuntut rektor menemui mereka. Karena tak kunjung hadir, aksi itupun nyaris bentrok antara Menwa dengan massa. Namun, akhirnya kondisi bisa kondusif, setelah tak lama kemudian Rektor unib, Dr Ridwan Nurazi menemui massa, didampingi wakil rektor II,  M Rdiwan. Dalam tanggapannya, Ridwan belum bisa memenuhi tuntutan mahasiswa. Karena  pembayaran UKT sudah menjadi kebijakan nasional. \'\'Sejujurnya Unib tidak suka dengan UKT. Namun, negara menetapkan dan kita harus menggunakan sistem pembayaran uang sekolah itu dengan cara UKT, \" katanya. Sistem UKT dan sistem lama sebenarnya sama saja kata Rektor Ridwan Nurazi. Namun, pernyataan itu langsung dibantah oleh mahasiswa dengan teriakan.  \"Dari mana samanya, dari Hongkong,\",teriakan inipun nyaris menyulut emosi sang rektor dan mengancam mencatat nama mahasiswa yang berteriak tersebut. \"Kamu mau dengar tidak, saya lagi bicara menjelaskan kepada kalian semuanya, \" ketus Ridwan didapan massa, hingga akhirnya massa demo diminta kondusif. Kemudian Ridwan menjelaskan, bahwa sistem UKT dengan sistem uang sekolah  sama saja, hanya saja UKT dibayarkan didepan, uang skripsi, praktik dan lainnya. \"Unib tidak mau sistem UKT ini. Kita mau sistim lama. Jika anda ingin UKT dihilangkan, silahkan demo ke kementerian. Kamipun telah meminta hal ini ke pemerintah namun tidak diterima,\'\' tukas Rektor. Rektor pun memaparkan mengapa UKT mahal. Karena UKT dibayar didepan, setelah itu  mahasiswa tidak dikenakan biaya apa-apa. Jikapun ada uang yang ditarikm seperti praktikum,  silahkan demo ke fakultasnya, perpustakaan, universitas tidak boleh menarik apapun. Kalau tetap ditarik uang praktek demo fakultasnya. Karena oleh universitas anggarannya sudah disediakan. Lain halnya dengan baju laboratorium, yang tidak dianggarkan dalam UKT. Rektor pun siap memberikan data dan dokumen informasi secara terbuka mengenai rincian anggaran UKT ke mahasiswa, rincian itu dapat diambil ke masing-masing program studi. Rektor pun meminta mahasiswa untuk jujur, sehingga pembayaran UKT dapat dilakukan sesuai dengan golongan. Jika ada yang kaya namun mendapat keringanan dapat dilaporkan. Dengan begitu universitas melaksanakan proses penentuan golongan UKT secara transparan dan sesuai kemampuan mahasiswa dan orangtua yang membiayainya. Namun jika dengan  hal seperti ini masih ada mahasiswa yang masih keberatan, universitas akan membantu lewat beasiswa. \'\'Jikapun tetap keberatan kuliah di unib, kami tidak ada masalah, kami akan bantu mahasiswa mencari universitas lain, tukas Rektor. Pantauan BE di lokasi, aksi yang tergabung dalam  Komisi Peduli Pendidikan (KPP) Unib dimulai sejak pukul 07.00 wib. Mahasiswa mendatangi satu persatu ruangan fakultas di Unib untuk penggalangan massa, hingga akhirnya aksi tersebut menarik perhatian mahasiswa lain, sehingga massapun semakin ramai. Setelah massa terkumpul, mahasiswa pun bergerak dengan cara long march  menuju gedung rektorat Unib. Mereka membawa spanduk berukuran panjang yang berisikan tanda tangan dukungan ke transparansi UKT. Mahasiswa juga terlihat membawa sejumlah spanduk ukuran kecil dengan aneka tuliskan, seperti sistem UKT sama dengan sistem kapitalis, UKT menyiksa orang tua kami, UKT merampas hak kami dan lainnya. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait