Jangan Emosi Mengajar

Sabtu 01-02-2014,18:07 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Guru Kelas V SD Negeri 7 Pondok Kelapa, Sri Khayani S.Pd mengatakan, hal yang harus dilakukan seorang guru ketika menghadapi peserta didik saat mengajar jangan sampai emosi. Mengingat guru tidak selalu menghadapi murid yang baik, penurut, anteng, atau tidak pernah iseng. Ada saja dari murid-murid yang justru sikapnya memancing kemarahan gurunya, saat itu guru harus diminta mengontrol emosinya. \" Kalau gurunya emosi maka sering terjadi oknum guru yang memukul siswanya,\" ungkap Sri. Menurutnya, bila sebelum berangkat mengajar ada ketidaknyamanan atau masalah dari rumahnya, guru bisa mememberikan hukuman melebihi perbuatan murid yang dianggap salah oleh guru, melimpahkan masalah pribadinya. “Berbeda dengan seorang guru yang bisa mengontrol emosi dengan baik. Jika muridnya melanggar, mencoba untuk memahami perbuatan itu,” katanya. Dijelaskannya, dengan cara penuh wibawa sang guru harus lembut memanggil anak tersebut lantas menanyainya dengan baik-baik. Dalam banyak kasus, justru perhatian seorang guru yang bertanya dengan baik-baik kepada anak yang bermasalah menjadikan mereka berhenti dari perbuatan tidak baiknya. “Harus ada interaksi saling memahami antara siswa dan guru,” jelasnya. Ia menambahkan, mengedepankan sikap yang lembut jauh lebih bermanfaat daripada memberikan reaksi spontan dan kemarahan kepada anak didik yang melakukan kesalahan. Anak-anak yang didekati dengan kemarahan biasanya akan sulit benar-benar berhenti dari perbuatan tidak baiknya, begitu juga dengan sebaliknya kelembutan dan kontrol emosi membuat siswa membaik. Berbeda dengan anak diajak bicara baik-baik, ia merasakan ada perhatian dari gurunya. Sudah menjadi sifat dasar setiap manusia jika diperhatikan akan merasa senang hatinya. \'\'Disinilah sesungguhnya menjadi penting bagi seorang guru untuk dapat mengontrol emosi dengan baik. Jika bisa control emosi anak-anak akan menjadi lebih baik dan penurut,” tutupnya.(111)

Tags :
Kategori :

Terkait