Koperasi Peternak Sapi RATU SAMBAN, BE- Koperasi Peternak sapi Lingkar Barat, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu, telah memanfaatkan kotoran sapi untuk menunjang perekonomian keluarga. Kotoran sapi itu dimanfaatkan sebagai biogas, dan pengelolaan limbah biogas menjadi kompos dan pelet. Koordinator Koperasi Peternak Sapi Lingkar Barat, Umar Syahid saat ditemui BE menuturkan, berkat dukungan dari pemerintah kelompok koperasinya telah berhasil memanfaatkan limbah kotoran sapi miliknya menjadi energi biogas. Energi biogas itu telah dirasakan sebanyak 18-25 kepala keluarga yang ada di sekitar rumahnya, seperti untuk penerangan rumah, memasak, ampas limbah sapi yang telah dibuat biogas dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dan pelet ikan. \"Limbah kotoran sapi ini, awalnya terbuang begitu saja, namun setelah ada pembinaan limbah itu kita manfaatkan untuk biogas ini, hanya untuk memasak, \" katanya. Diceritakan Umar, limbah biogas sudah banyak memberikan manfaat bagi kelompok peternak, karena menjadikan nilai tambah bagi kehidupan keluarga. Bantuan ternak itu diterima sebanyak empat ekor, satu jantan dan tiga betina, pengembangan sapi itu, kemudian dimanfaatkan biogas, untuk pembuatan biogas kotorannya sudah mencukupi, dengan kapasitas 7 kubik. Proses pembuatan biogas itu dengan cara menampung kotoran sapi ke dalam sebuah bak kemudian diencerkan dengan air (di wester) setelah penuh akan menutupi lubang pembuangan dengan sendirinya cairan kotoran dari bak akan mengeluarkan gas, gas yang ditampung itu akan tersalurkan dalam pipa, setelah keluar desisan seperti angin maka sudah menandakan gas sudah bisa digunakan. Masih dibeberkan Umar, limbah kotoran hewan yang telah digunakan untuk biogas, juga dimanfaatkan untuk dibuat pelet (pakan ikan), caranya sisa sampah biogas dikeringkan terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan seperti dedak, kompos, limbah ikan asin, dan tepung. Pembuatan pelet itupun telah didukung dengan adanya bantuan alat mesin pencetak pelet dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu, dengan kapasitas 300 kg/harinya. \"Olahan pelet ini baru sebatas digunakan kelompok peternak sapi, karena masih terkendala dengan bahan baku,\" bebernya. Pun begitu ia optimis dengan pemanfaatkan limbah kotoran sapi ini, kelompoknya mampu memenuhi permintaan pelet di Bengkulu. Ia berharap limbah kotoran sapi selalu ada inovasi baru, sehingga memiliki prospek dan kerjasama dengan kelompok berjalan baik sehingga bisa mensejahterakan keluarga, dan bisa regenerasi dan tercipta lapangan kerja sendiri. \"Hasil ternak dapat, sehingga limbah itu tidak ada yang terbuang dan dapat bernilai ekonomis,\" tandasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Mikro Kota Bengkulu, Erwan Syahrial melalui Kabid Koperasi Edyson menuturkan, perkembangan koperasi ternak sapi di Kota Bengkulu sangat maju pesat. Pihaknya sangat mensuport mereka, dan belum lama ini pihaknya telah menyerahkan bantuan berupa mesin pencetak pelet ikan. Dan seperangkat biogas, dan saat ini alat-alat itu sudah bisa dimanfaatkan bagi peternak. \"Selain biogas, kotoran sapi bisa diolah baik menjadi biogas maupun pelet ikan, mesin palet itu dipesan di Malang dan saat ini sudah dibagikan kepada koperasi peternak,\" katanya. Bantuan itu berbeda tiap tahunnya. Untuk tahun 2013 Dinkop mendapatkan bantuan sebanyak 4 unit termasuk mesin pelet. \'\'Bantuan biogas itu mulai lampu rumah, kompor, satu kelompok bisa mendapatkan bantuan sekitar Rp 25 jutaan, dan langsung bisa dioperasikan mereka,\'\' tandasnya. (247/prw)
Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Biogas dan Pelet
Kamis 26-12-2013,11:52 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :