ARGA MAKMUR, BE - Wesli Simorangkir (45), warga Bengkulu kemarin pagi sekira pukul 07.00 WIB diketahui tiba-tiba meninggal di ruang III B Lapas Arga Makmur.
Data terhimpun, lelaki paruh baya itu meninggal usai melakukan kegiatan pagi dan bermain catur. Korban kemudian mendadak terjatuh saat baru berdiri. Nengetahui kejadian itu, rekannya mengabarkan kepada pihak klinik dan karyawan Lapas.
Akhirnya korban dibawa ke RSUD Arga Makmur untuk diperiksa intensif. Saat perjalanan menuju RSUD itulah diketahui korban sudah meninggal. Korban emudian dibawa lagi ke Lapas Arga Makmur.
Kepala Lapas Arga Makmur, Agus Prakosa Bc Ip SH membenarkan adanya napi yang meninggal itu. Ia menjelaskan, napi yang tersandung kasus perlindungan anak yang ditangkap di Kecamatan Padang Jaya itu, meninggal secara mendadak saat main catur bersama rekannya. \"Ya tiba-tiba saja (meninggal). Awalnya dia ini main catur, lalu hendak berdiri dan terjatuh. Akhirnya diperiksalah oleh dokter di klinik Lapas ini, yang kemudian dibawa ke RSUD. Tetapi diketahui sudah meninggal,\" ungkap Agus.
Seperti biasa, untuk para napi setiap paginya sekitar pukul 06.30 WIb WIB melakukan kegiatan dan bebas di depan ruangan masing-masing. Usai menjalani aktivitas, para napi ada yang santai dan diketahui korban saat itu tengah bemain catur. Awalnya dikira korban meninggal karena berkelahi atau memiliki penyakit jantung. \"Kesehariannya di Lapas pun cukup baik, kami kira korban ini berkelahi, akhirnya kami tanyakan kepada napi lain tidak ada perkelahian. Dokter klinik menyarankan untuk diantar ke RSUD saja untuk diperiksa, tapi diketahui tiba di rumah sakit korban sudah meninggal saat perjalanan,\" jelasnya.
Setelah diperiksa riwayat hidupnya, diketahui korban pernah mengidap sakit asma, dan setelah diperiksa tidak ada tindak kekerasan, yang kemudian korban dimandikan di RSUD dan dan langsung dibawa ke Kota Bengkulu untuk diserahkan kepada pihak keluarganya, karena saat di Lapas tidak ada keluarga yang menjemput korban. \"Setelah kita urus administrsinya dan langsung kita antarkan ke Kota Bengkulu, karena keluarganya ada di Kota Bengkulu,\" demikian Kalapas.(117)