Buka Warem, PNS Ditahan

Jumat 13-12-2013,09:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

KOTA MANNA, BE – Salah seorang pegawai negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Bengkulu Selatan, Re (48), terpaksa diamankan di Mapolsek Kota Manna. Pasalnya, warga Desa Pagar Dewa Kecamatan Kota Manna tersebut, tetap membandel membuka warung reman-remangnya (warem) atau kafe di dekat pemukiman warga, tepatnya di samping kantor BKD BS. Tindakan Re ini dianggap menganggu ketentraman warga sekitar, mengingat setiap malam di warem tersebut sering terdengar bunyi dentuman musik yang keras. Kapolres BS, AKBP Abdul Muis SIK melalui Kapolsek Kota Manna, Iptu Miza Yanti Karleni mengungkapkan. diamankannya Re untuk meredam kemarahan warga Desa Pagar Dewa. Sebab Rabu malam lalu warga sudah ramai mendatangi rumah Re karena tidak terima keberadaan warem tersebut. “Saat ini pemilik kafe ini sudah kami amankan untuk mencegah sikap anarkis dari warga,” katanya. Sebelumnya juga, kata Miza, pada Sabtu malam warga yang bertugas sebagai ronda malam sempat mendatangi warem milik Re dan menegurnya agar menutup warem tersebut. Bukannya Re menutup warem itu, namun dia memukul wajah salah satu petugas ronda. Kemudian masalah itu diselesaikan di Polsek Kota Manna dan Re dilarang membuka warem kembali. Hanya saja, Selasa malam Re kembali membuka berulah dengan membuka warem hingga warga meminta aparat menutup warem tersebut. “Sebenanya Re sudah sempat kami amankan karena menampar salah satu petugas ronda, lalu kami lepas. Namun sepertinya Re kembali membuka kafenya hingga kami tangkap kembali untuk proses hukum sebagai pelaku penganiayaan terhadap petugas ronda,” terang Miza. Sementara itu Sekretaris Desa Pagar Dewa, Muhardin, didampingi warga, kemarin mendatangi Mapolsek Kota Manna. Dia meminta agar pihak kepolisian dapat melakukan proses hukum terhadap Res. Sebab ulah Re ini telah meresahkan warga. “Kami terganggu dengan suara musik di kafé Re. Kami juga takut anak-anak kami mendatangi kafé itu lantaran tempatnya di dekat pemukiman kami. Untuk itu sebelum emosi warga memuncak, kami minta aparat dapat menghentikan aktivitas kafé tersebut,” ujar Muhardin. Sementara itu, Re beralasan, dia membuka warem itu untuk mencari uang demi membeli beras dan memenuhi kebutuhan keluarga. “Memang saya kembali buka, sebab saya butuh uang untuk kebutuhan keluarga saya,” kilahnya.(369)

Tags :
Kategori :

Terkait