KEPAHIANG, BE - Pasca ambruknya plafon gedung DPRD Kepahiang yang sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp 2 miliar pada tahun 2011 lalu untuk rehabilitasi gedung mulai mendapatkan sorotan.Pasalnya, anggaran yang dikucurkan cukup besar sementara hingga saat ini plafon gedung yang kembali ambruk tak kunjung dibenahi.
\"Dengan asusmsi tersebut mengenai proses rehab gedung ini patut kita pertanyakan. Eksekutif yang mengelola anggara itu kita minta terbuka mengenai proses rehabnya karena hingga sekarang seperti setelah tiga kali amruk plafon gedung DPRD ini belum kunjung dibenahi,\" ujar anggota Banggar DPRD Kepahiang, Drs Ahmad Rizal MM Dikatakannya, perbaikan gedung mesti dilakukan sebelum ada korban yang tertimpa reruntuhan plafon.
Apakah perbaikan terlebih dahulu menunggu hingga ada korban baru pemerintah daerah memperbaikinya.\"Kalau seperti ini dikemanakan saja anggaran itu, Jika tak ada kejelasan terus terang saja perlu dilakukan pengusutan,\" ujar Rizal.
Sementara itu, Kadis PU Kepahiang Efredi Dameri ST mengatakan pemerintah daerah bukan tidak mau melakukan perbaikan gedung dewanitu. Hanya saja dengan anggaran Rp 2 milyar, volume pengerjaannya tidak sampai pada perbaikan plafon DPRD. \"Dana yang tersedia tidak mencakup perbaikan plafon gedung dewan,\" terang Fredi.
Tetapi, anggaran itu juga dipergunakan untuk perbaikan pilar gedung Pemkab dan DPRD dan perbaikan Kubah gedung Pemkab yang saat ini dalam tahap pengerjaan. \"Upaya yang kita lakukan dengan mengusulkan anggaran perbaikan untuk plafon tersebut melalui anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Karena kita sama-sama mengetahui ambruknya plafon itu pertama kali disebabkan oleh gempa,\" jelas Fredi.(505)