BENGKULU, BE - Pemda Kota Bengkulu dinilai belum berhasil mengatasi maraknya Gepeng atau gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di sejumlah titik di Kota Bengkulu. Hal ini terlihat dengan masih banyaknya Gepeng yang mangkal di beberapa titik perempatan di kota ini.
\"Sangat disayangkan memang. Meski ada razia rutin yang dilakukan oleh Dinas Sosial, tapi kesannya Gepeng ini tak pernah berhasil dituntaskan sebagaimana yang berhasil dilakukan oleh Jokowi saat memimpin Kota Solo. Kalau kondisi ini terus dibiarkan hingga pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) nanti, maka ini bakal mempermalukan Kota Bengkulu,\" ujar Sekretaris Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bengkulu, Yusuf Sugianto, kemarin.
Menurutnya, Pemda Kota Bengkulu harus meracik formula yang tepat untuk mengatasi permasalah gepeng ini. Diantaranya dengan memberikan sanksi tegas kepada setiap Gepeng yang berhasil dijaring dalam razia.
\"Kalau dibeberapa daerah ada Perda (Peraturan Daerah) yang mengatur bilamana ada Gepeng yang tertangkap akan dikenakan denda hingga Rp 1 juta. Dengan demikian Gepeng menjadi jera. Karena sanksi tersebut benar-benar diterapkan,\" urainya.
Selain itu, dia melanjutkan, formula lainnya adalah dengan cara memberdayakan para gepeng tersebut dalam kegiatan-kegiatan kepemerintahan. Misalnya, dengan memberikan keterampilan khusus kepada tunanetra untuk membuat kerajinan.
\"Modalnya kan bisa diambilkan dari Samisake (Satu Miliar Satu Kelurahan). Atau kepada yang masih produktif bisa dengan menjadikan mereka sebagai petugas kebersihan di Pantai Panjang. Mengingat penting sekali Pantai Panjang ini dibersihkan secara rutin agar para pengunjung HPN bisa puas melihatnya. Tapi yang perlu digarisbawahi, mereka harus dibayar lebih tinggi dari yang mereka dapatkan,\" sampainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu, Drs Sudarto Widyo Seputro MSi, dalam hal ini pernah mengatakan, pihaknya memang memiliki banyak sekali kendala dalam melakukan penertiban Gepeng. Pasalnya, meski telah berkali-kali di razia, pengemis yang baru masuk dari kota-kota lain. \"Mayoritas mereka dari Sumatera Selatan dan Jambi. Ketika yang lama kita razia, masuk lagi yang baru,\" urainya.
Ia menjelaskan, pihaknya masih terus berupaya agar dapat memberantas pengemis ini dengan efektif. Salah satunya adalah dengan menanti digulirkannya program Samisake. \"Apalagi memang ketika kita integorasi, sebagian besar mereka memiliki keinginan untuk berwirausaha. Sehingga ini akan menjadi pendekatan baru ke depan,\" ungkapnya. (009)