TABA PENANJUNG, BE- Banyaknya lahan pertanian yang dimiliki Bengkulu Tengah , memungkinkan petani menanam bibit asal-asalan. Sehingga berdampak hasil panen tidak memuaskan, tanaman rentan terhadap hama serta gampang mati.
Terkait hal ini Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Benteng, Durani, SPI melalui Kabid Pertanian, Siswadi, SP menganjurkan agar petani seyogyanya memanfaatkan bibit padi unggul. Bibit unggul itu antara lain, seperti Inpari 13, Inpari 14 untuk lahan irigasi, dan Inpara 1-5 untuk lahan gambut dan berawa.
Adanya bibit unggul ini dapat meningkatkan kualitas beras dan menambah gizi serta menambah daya saing terhadap produk beras kabupaten lain. \"Ya sebaiknya menggunakan bibit unggul yang sudah direkomendasikan. Karena masih ada juga petani yang tidak menggunakan bibit bukan unggulan. Sehingga hasilnya masih minim,\'\' kata Siswadi.
Dia menjelaskan, saat ini pemerintah melalui Dinas Pertanian tengah menggalakkan swasembada beras mencapai 10 juta ton hingga 2014. Sehingga Benteng dipastikan sebagai lumbung padi/beras di tingkat provinsi Bengkulu.
\"Kami sudah menggalakkan itu, karenanya kualitas dan hasil yang diharapkan sesuai dengan target, pembinaan dan pengawalan selalu kami tingkatkan,\" kata Siswadi.
Persoalan yang banyak mengganjal kata Siswadi masih ada irigasi yang rusak dan tidak mendukung produksi padi. Meski dibeberapa tempat perbaikan itu sedang dilanjutkan. Namun produksi padi amat terganggu dengan kendala teknis itu.
\"Memang ada kerusakan irigasi akibat bencana lalu sehingga mempengaruhi produksi padi, terutama lahan irigasi, di samping pula pola penanaman yang salah. Yang jadi klise tanaman sawit di lahan irigasi,\'\' katanya.
Meski demikian tak menyurutkan program Dinas Pertanian menargetkan swasembada beras di Bengkulu Tengah. Saat ini diketahui, tak kurang 400 ha sawah merupakan sawah irigasi dan sebagian umum lainnya sawah tadah hujan. Di samping lahan gambut lainnya. (122)