Dani Pedrosa Harus Segera Berubah

Kamis 12-09-2013,14:15 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BARCELONA, BE - Dani Pedrosa seolah kehilangan daya magisnya dalam balapan MotoGP dua seri terakhir. Di seri Ceko, pembalap Repsol Honda tersebut kehilangan gelar juara setelah dikalahkan Marc Marquez dengan selisih 0,3 detik. Sementara, di seri Silverstone lalu, Pedrosa terpaut 1,5 detik dari Joreg Lorenzo yang akhirnya sukses memetik kemenangan. Padahal, saat itu, dia sempat mencatatkan rekor waktu selama di Silverstone. Karena itu, pembalap asal Spanyol berusia 27 tahun tersebut bertekad memperbaiki kesalahan yang dilakukannya dalam dua seri itu. Pedrosa membidik hasil bagus di seri San Marino, Minggu (15/9) mendatang. “Saya sangat putus asa dengan hasil di Silverstone. Semua orang tahu jika saya memiliki kecepatan untuk bersaing merebut kemenangan. Karena itu, saya harus belajar dari kesalahan dan berubah,” terang Pedrosa pada Crash, Rabu (11/9). Pedrosa memang harus berubah jika tetap ingin memelihara gelar juara dunia. Saat ini, dia duduk di posisi kedua klasemen sementara. Pedrosa terpaut 30 poin atas rekan setimnya Marc Marquez yang nangkring di puncak klasemen. “Misano adalah sirkuit yang sangat menantang. Tingkat cengkeramannya selalu menantang. Namun, saya sangat nyaman membalap di sana. Saya memiliki hasil bagus dalam beberapa balapan di Misano,” tegas Pedrosa. Sementara itu balapan MotoGP seri ke-13 memang berstatus milik San Marino. Namun, balapan tersebut akan digeber di Sirkuit Misano yang tak jauh dari Bologna, Italia. Artinya, Ducati tak ubahnya seperti tuan rumah. Nah, dengan fakta tersebut, para pembalap Ducati tentu dituntut mendapatkan hasil bagus di balapan yang akan dilangsungkan Minggu, (15/9) mendatang. Namun, bagi Nicky Hayden, balapan tersebut bakal sangat menguras emosinya. Pasalnya, inilah kali terakhir Hayden akan membalap di kelas MotoGP di depan publik Italia. Seperti diketahui, pembalap asal Kentucky, Amerika Serikat (AS) tersebut memang memutuskan hengkang dari Ducati akhir musim nanti. “Balapan di Misano nanti akan pahit dan manis untuk saya. Itu adalah balapan terakhir saya di Italia bersama Ducati. Saya tidak bisa mengatakan betapa saya mencintai sirkuit tersebut,” terang Hayden di laman Crash, Rabu (11/9). Namun, peluang Hayden untuk memetik kemenangan di Misano sangatlah kecil. Selain performa yang masih amburadul, jawara dunia musim 2006 tersebut juga tak memiliki rekor bagus di Misano. “Saya belum pernah mendapatkan hasil bagus di tempat itu. Namun, atmosfernya sangatlah luar biasa. Kami sudah melakukan tes di sana,” tegas mantan jagoan Honda tersebut. Penghasilan Terbesar Nama besar Valentino Rossi di balapan MotoGP memang tidak bisa dibantah lagi. Meski sudah berusia 34 tahun, pembalap andalan Yamaha Factory tersebut masih bisa bersaing dengan para juniornya. Tak heran, dengan nama besar yang disandangnya, Rossi dinobatkan sebagai pembalap MotoGP dengan penghasilan tertinggi di dunia. Lembaga keuangan Forbes, Rabu (11/9) melansir, Rossi mendapatkan penghasilan Rp 250 miliar per tahun. Jumlah itu terdiri atas dua hal. Yakni gaji dan sponsor. Untuk gaji, pembalap berjuluk The Doctor tersebut mendapatkan Rp 136 miliar. Sementara, sisanya berasal dari berbagai sponsor yang melekat kepadanya. Apa yang diraih Rossi sebenarnya merupakan kejutan besar. Sebab, meski memiliki nama besar dan tujuh gelar juara dunia, saat ini Rossi tengah tertatih-tatih. Sepanjang musim ini, performa Rossi tak stabil. Dia baru sekali memetik kemenangan. Hebatnya lagi, Rossi menjadi satu-satunya pembalap di kelas MotoGP yang berhasil masuk sepuluh besar pembalap dengan penghasilan terbanyak dalam semusim. Posisi pertama masih dihuni pembalap Formula 1, Fernando Alonso. Jagoan Ferrari tersebut mendapatkan penghasilan sebesar Rp 340 miliar. Rinciannya, sebanyak Rp 318 miliar merupakan gaji untuk pembalap asal Spanyol tersebut. Sementara sisanya berasal dari sponsor.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait