ARGA MAKMUR, BE - Akibat kekeringan saluran irigasi sejak bulan Juli lalu, ratusan hektar sawah di daerah Kemumu, Sido Urip, dan Batu Roto mengalami kekeringan. Lahan yang biasanya ditanam padi itu saat ini terbengkalai karena tidak digarap oleh petani. Saat ini Sebagian lahan dimanfaatkan petani menanam beragam sayuran dan palawija yang usia panennya hingga empat bulan kedepan.
Tanaman sayur dan palawija ini ditanam bagi petani yang memang memiliki modal untuk membeli bibit sendiri. Sedangkan para petani yang tak memiliki modal, lahannya dibiarkan nganggur dan ditumbuhi rumput.
Sementara untuk bantuan pemerintah terkait pertanian dikatakan salah satu petani, Supi Oktawiyan (35) para petani tidak mendapatkan bantuan bibit pertanian sayuran ataupun palawija tersebut, padahal diketahui kekeringan irigasi ini hingga tujuh bulan kedepan sejak Juli lalu. \"Irigasi ini kering karena ada perbaikan saluran utama irigasi yang ambruk satu bulan lalu dan masih dalam masa perehaban, sehingga aliran irigasi dikeringkan dan ini makan waktu tujuh bulan baru bisa tanam padi lagi, sementara memanfaatkan lahan ini bagi petani yang punya modal menanam sayur dan palawija, sedangkan ini banyak yang nganggur karena tak ada modal, bantuan dari pemerintah sama sekali tidak ada,\" jelas Supi.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanana Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKP3) Ir Hj Rosnaini MM, menjelaskan untuk memberikan bantuan para petani yang membutuhkan bibit sayur mayur diperuntukkan untuk para kelompok tani yang diusulkan setiap desa, \"Kalau para petani ini ingin minta bantuan bibit itu tadi syaratnya harus ada kelompok tani dan diajukan dari desa, silahkan ajuan kepada kita, ada syaratnya juga, sama halnya dengan poktan lainnya juga mengajukan permohonan bantuan,\" demikian Rosnaini. (117)