IPUH, BE – Sekitar sepuluh orang nelayan di Desa Air Buluh, Kecamatan Ipuh menjadi korban banjir beberapa hari lalu. Hingga saat ini, mereka terpaksa tidak bisa melaut dikarenakan alat tangkap ikan mereka hanyut dibawa banjir. “ Terpaksa beberapa orang nelayan di desa saya ini berhenti sementara mencari ikan karena tidak punya peralatan,” ujar Kades Air Buluh, Ali Takdir dikonfirmasi Bengkulu Ekspress, kemarin (13/8). Dia menyampaikan untuk membeli alat tangkap yang hilang tersebut menjadi kendala bagi nelayan yang bersangkutan. Pasalnya harga jaring itu cukup mahal mencapai jutaan rupiah. “Untuk membeli jaring itu saja, nelayan terpaksa harus minjam uang di bank. Namun naas dialami dimana alat tangkap yang dibeli dari uang pinjaman itu hilang dan terpaksa nelayan berhenti melaut,”katanya. Untungnya, lanjut Kades, semua nelayan yang tidak melaut masih tetap bisa menjalankan kehidupannya sehari – hari. Ini dikarenakan adanya sedikit kebun sawit yang masih bisa di kelola dan menghasilkan uang. “ Khusus nelayan di desa saya ini walaupun hanya sedikit punya kebun sawit. Ini hanya pekerjaan sampingan, walaupun pendapatannya tidak sebanding dengan hasil melaut yang dikarenakan kebun yang ada tidak luas,” bebernya. Hingga kemarin, pihaknya belum mendapatkan bantuan khususnya dari Dinas Kelautan dan Perikanan. ”Untuk bantuan seperti jaring belum, dinas meminta disampaikan secara resmi dan ada data-data yang harus di isi yang saat ini tengah dikerjakan,” tukasnya. (900)
Nelayan Korban Banjir Belum Melaut
Rabu 14-08-2013,18:30 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :