ARGA MAKMUR, BE – Anjloknya harga karet khususnya di Kabupaten Bengkulu Utara ternyata berdampak terhadap jumlah pemudik di daerah tersebut pada lebaran Idul Fitri tahun ini. Hal ini disampaikan Ketua Organda Bengkulu Utara, Silalahi kepada wartawan Bengkulu Ekspress.
Menurut dia, sekitar 80 persen pemudik yang biasa menggunakan angkutan umum adalah petani karet. Namun karena hampir 80 persen petani karet di BU mengalami paceklik karena harga karet hanya berkisar Rp 5 ribu/kg, maka mereka memilih untuk berlebaran di rumah masing-masing.
Kalau tahun sebelumnya, keberangkatan angkutan umum setiap harinya bisa mencapai 15 kali keberangkatan. Namun tahun ini keberangkatan angkutan umum setiap harinya maksimal 3 kali keberangkatan dan itupun setelah H-2 lebaran lalu. \"Ya sepi sekali, sebanding sepinya dengan arus mudik lalu dengan arus balik ini karena banyak warga yang tidak mudik. Biasanya yang mudik itu para petani kebun karet yang punya kebun di Utara yang pulang ke Bengkulu, tapi harga karet anjlok jadi penumpang sepi,\" ujar Silalahi.
Ia juga menambahkan, selain dari harga karet yang sangat murah, saat ini angkutan umum juga kalah dengan kendaraan bermotor. Padahal untuk kenaikan ongkos dari Arga Makmur menuju Kota Bengkulu tidak begitu mahal, hanya Rp 25 ribu setelah kenaikan BBM dari tarif Rp 23 ribu sebelum kenaikan harga BBM. (117)