MUKOMUKO,BE – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) bakal memperjuangkan hak pelajar khususnya pelajar yang menerima bantuan siswa miskin (BSM). Pasalnya dari ribuan penerima BSM ditingkat SMP dan SD masih ditemukan data yang tidak valid yang merugikan pelajar yang bersangkutan. Atas temuan itu Dispendikbud melalui bidang pendidikan dasar (Dikdas) akan melaporkan atau menyampaikan hal itu ke Kementerian Pendidikan Pusat. \" Waktu dekat saya akan kepusat. Selain dalam rangka menghadiri rapat mengenai BSM juga akan menyampaikan atas temuan dan merugikan pelajar di daerah ini,\" tegas Kadispendikbud, Dra Nurhasni MPd melalui Kabid Dikdas Apani MPd.
Tingkat SMP, penerima BSM berjumlah sekitar 1.558 orang dan tingkat SD 2.631 orang. Pelajar yang seharusnya menerima BSM dan terpaksa tidak dapat akibat ketidak validan data atau salah nama.
Contohnya penerima BSM itu namanya Eliya tetapi ditulis Ela ataupun Elya, nana Budi tetapi panggilannya Buyung dan pada data penerima itu ditulis Buyung sehingga data yang ada itu tidak cocok dan pelajar yang menerima BSM itu tidak bisa mencairkan di karenakan tidak sesuai dengan data sebenarnya. \" Data yang tidak valid ini merupakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Kita harapkan BPS dalam melakukan pendataan langsung menanyakan kepada orang yang bersangkutan atau orang tua murid tersebut agar tidak ada yang dirugikan,\" terangnya.
Tidak hanya ketidak validan data yang akan dilaporkan ke Kemendikbud. Dikbud Mukomuko juga akan mengajukan penambahan kuota penerima BSM. Pelajar penerima BSM itu Rp 550 ribu/orang yang dibayarkan dua tahap dan langsung diambil di PT Pos. (900)