Biaya itu terpaksa dikeluarkan dari kantong pribadi sang camat. Camat terpaksa mengeluarkan uang pribadinya untuk kelancaran kegiatan dikantor yang ia pimpin. Terutama dalam kegiatan rekam data e-KTP, yang menggunakan genset. Setiap harinya camat harus mengeluarkan uang untuk membeli BBM (Bahan Bakar Minyak) genset tersebut.
\"Ya mau gimana janji dari Distamben belum direalisasi, saya meradang karena kemarin sudah dijanji bulan ini, tapi belum juga. Untuk membiayai kegiatan operasional kantor juga untuk e-KTP pakai genset, uangnya dari kantong pribadi,\" kata Ismail, SPd ditemui di ruang kerja kemarin.
Camat yang baru setahun menjabat ini mengatakan, sudah resah dengan keadaan kantor yang tak berlistrik sejak Bulan November 2011 lalu. Selain ituDisamping itu Ismail khawatir jika pengajuan usulan uang pengganti biaya operasional itu tidak akan diberikan.
\"Janjinya kemarin bulan ini (September 2012), tetapi belum ada tanda-tanda perbaikan. Saya khawatir bila uang saya itu tidak dikembalikan. Karena jika juga diusulkan ke APBD bisa-bisa dicoret. Sebab tahun depan listrik dijanjikan tuntas. Jadi usulan uang untuk mengganti genset bisa tidak berlaku lagi,\" tambah Ismail.
Ia menyayangkan lambannya pemberian fasilitas listrik. Sudah hamir 1 tahun namun belum juga selesai. Sehingga kegiatan dikantor camat sering kali terhambat. Pelaksanaan e-KTP pun sering macet jadinya. Karena genset yang digunakan seringkali rusak. Kerusakan itu membutuhkan biaya tambahan untuk perbaikannya. Belum lagi biaya BBM yang harus dikeluarkan setiap hari.
\"Ini gensetnya baru saja rusak, jadi perekaman e-KTP terhenti sejenak. Kita sangat kesulitan dengan kendala belum adanya listrik ini,\" keluh Ismail.
Atas persoalan Ismail berharap dinas terkait segera melaksanakan janji itu. Karena yang akan menikmati listrik bukan saja Kantor Camat Karang Tinggi tetapi juga kantor-kantor lain di sekitar areal itu, seperti BP4K. (122)