Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, siap menjadi tumbal pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal itu lantaran pencurian aset negara oleh para koruptor sudah makin canggih. \"Menjadi \'extraordinary crime\', modus korupsi itu berevolusi pada praktik, tata cara korup. Kalau dulu bentuknya pungli (pungutan liar), manipulasi, sekarang makin canggih. Itu harus diantisipasi penegak hukum,\" kata Samad saat menghadiri seminar hukum bertema \"Peran Penegak Hukum Terkait Perlindungan dan Pengembalian Aset-aset Negara Yang Dikuasai Pihak Lain Secara Melawan Hukum\" di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2013). Karena itu, kata Samad, KPK akan menjerat pelaku korupsi dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Agar ke depannya semua pelaku korupsi jera. \"Sistem penegakan hukum harus berjalan pada korupsi, praktik mafia peradilan. Dan harus ditangani dengan radikal, progresif, meski kadang nyerempet langgar kode etik,\" imbuhnya. Dalam kesempatan tersebut, Samad mengisahkan seorang penegak hukum wanita di Mexico yang tewas ditembak oleh kartel narkoba. Samad pun mengaitkan peristiwa itu sebagai bentuk pengorbanannya dalam memberantas korupsi di Indonesia. \"Ternyata perempuan ini mati ditembak kartel obat bius di Meksiko. Ini tidak masalah, karena perjuangan itu butuh pengobarnan walaupun saya harus jadi tumbal,\" tegasnya.
Abraham Samad: Saya Rela Jadi Tumbal
Kamis 09-05-2013,17:36 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :