BENGKULUEKSPRESS.COM - Medical check up karyawan adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap karyawan atau calon karyawan di tempat kerja. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan kesehatan akibat aktivitas dalam pekerjaan atau yang dapat memengaruhi kemampuan dalam menjalani pekerjaan.
Medical check up karyawan merupakan salah satu program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang perlu dilakukan oleh tiap perusahaan untuk mengetahui kondisi terkini dari kesehatan karyawan atau calon karyawannya. Hal ini penting agar perusahaan dapat menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan berdasarkan kondisi kesehatannya, sekaligus mencegah penyakit atau kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat bahaya atau kondisi tertentu pada lingkungan kerja.
BACA JUGA:Mustahil Tapi Nyata, Amalan dari Abah Guru Sekumpul, Agar Uang Tak Habis-habis dari Saku
Terjaminnya kesehatan karyawan yang didukung dengan lingkungan kerja yang aman tidak hanya memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan, tapi juga memengaruhi produktivitas dan reputasi perusahaan secara keseluruhan.
Indikasi Medical Check Up Karyawan
Dengan diketahuinya kondisi kesehatan karyawan, manfaat yang dapat diperoleh karyawan dan perusahaan itu sendiri antara lain:
- Menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
- Mengantisipasi secara dini gangguan kesehatan yang mungkin terjadi sebagai risiko dari pekerjaan dan mencegahnya berkembang lebih lanjut
- Mengetahui secara dini tanda dari gangguan kesehatan umum, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi dan menentukan langkah penanganan selanjutnya
- Meningkatkan kesadaran karyawan untuk menerapkan gaya hidup sehat, serta selalu mematuhi peraturan K3 di suatu perusahaan, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD)
- Membantu perusahaan untuk mengevaluasi peraturan K3 yang sudah ada dan memperbaiki yang kurang
Potensi Bahaya dan Risiko Lingkungan Kerja
Tiap lingkungan pekerjaan memiliki potensi bahaya dan risiko tersendiri. Bentuk potensi bahaya dan tingkat risikonya bisa beragam dan berbeda-beda di setiap perusahaan. Potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, di antaranya:
BACA JUGA:Agar Pekerjaan Menjadi Mudah dan Rezeki Berkah, Mbah Moen Bagikan 5 Kuncinya
Bahaya faktor kimia
Beberapa bahan kimia yang terdapat pada lingkungan kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau kerusakan organ tubuh. Bahan kimia ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara, mulai dari terhirup, tertelan, hingga terserap ke dalam kulit.
Bahaya faktor fisik
Contoh bahaya dari faktor fisik adalah:
- Kebisingan
Pada tingkat suara dan waktu tertentu (biasanya jangka panjang), kebisingan dapat menyebabkan rusaknya saraf di telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran secara permanen.
- Penerangan
Penerangan di tempat kerja yang kurang mencukupi, dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan postur tubuh, karena pekerja harus membungkuk untuk memfokuskan penglihatan.
- Getaran
Jika pekerja terlalu sering mengoperasikan alat atau mesin yang bergetar, ada kemungkinan getaran dari mesin menyebabkan gangguan pada pembuluh darah dan sirkulasi darah di tangan.
BACA JUGA:Tolak Kembalikan Uang, Terdakwa Korupsi RSUD Bengkulu Selatan Klaim Tak Menikmati Dana
- Iklim kerja
Tiap lingkungan kerja sebaiknya memiliki iklim kerja yang sesuai. Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara. Lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, lembab, dan kurang ventilasi dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi.
- Gelombang elektromagnet
Radiasi gelombang elektromagnet, seperti sinar-X, ultraviolet, atau inframerah, dapat menyebabkan gangguan pada kulit serta mata.
Bahaya faktor biologi
Virus, bakteri, jamur, dan parasit dapat tersebar di lingkungan pekerjaan atau ditularkan dari seorang pekerja ke pekerja lainnya. Tiap mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbeda, beberapa di antaranya bahkan dapat menyebabkan kematian.
Bahaya faktor ergonomi
Secara tidak langsung, faktor ergonomi, seperti penyusunan tempat kerja dan pengaturan posisi duduk, dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, seperti ketegangan otot dan kelelahan yang berlebihan.
Bahaya faktor pribadi dan psikososial
Lingkungan kerja yang tidak memiliki manajemen dan organisasi kerja yang baik dapat menyebabkan tekanan pada diri pekerja dan berakhir pada stres. Stres terkait pekerjaan berpotensi memengaruhi kesehatan psikologis dan fisik pekerja, serta produktivitas perusahaan. Masalah kesehatan mental dan gangguan terkait stres dianggap sebagai salah satu penyebab utama pensiun dini, gangguan kesehatan secara keseluruhan, dan produktivitas yang rendah.
BACA JUGA:Jangan Banyak Teori, Wali Kota Bengkulu Minta OPD Petakan Masalah dan Action
Jenis Medical Check Up Karyawan
Berikut ini adalah beberapa jenis medical check up karyawan:
1. Medical check up sebelum kerja (pre-employment medical check up)
Medical check up sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum calon pekerja diterima sebagai karyawan. Medical check up ini meliputi pemeriksaan fisik lengkap, foto Rontgen paru-paru, dan laboratorium rutin.
2. Medical check up berkala (regular medical check up)
Medical check up berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala, sesuai dengan potensi bahaya dan risiko di lingkungan kerja. Medical check up secara berkala dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. Pemeriksaan yang dilakukan sama dengan medical check up sebelum kerja, tapi bisa ditambah dengan pemeriksaan lain sesuai dengan keluhan yang mungkin ada atau pertimbangan dokter.
3. Medical check up khusus
Medical check up khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mendeteksi pengaruh pekerjaan terhadap pekerja atau golongan pekerja tertentu. Medical check up ini dilakukan terhadap:
- Pekerja yang mengalami kecelakaan atau menderita penyakit yang membutuhkan perawatan lebih dari 2 minggu
- Pekerja berusia di atas 40 tahun, serta pekerja yang memiliki disabilitas
- Pekerja yang diduga memiliki gangguan kesehatan tertentu dan perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai kebutuhan
- Golongan pekerja tertentu, seperti OGUK untuk pekerja offshore, MedEx untuk pilot, atau untuk commercial driver
BACA JUGA:Wali Kota Targetkan Kota Bengkulu Raih WTP Tujuh Kali Berturut-turut
Peringatan Medical Check Up Karyawan
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan medical check up karyawan, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herbal yang sedang dikonsumsi, karena dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil medical check up.
- Hindari mengonsumsi air dingin dan berolahraga sebelum menjalani EKG. Air dingin dan olahraga dapat memengaruhi hasil EKG.
- Untuk wanita hamil, hindari jenis pemeriksaan yang menggunakan X-ray, karena radiasi X-ray berisiko membahayakan janin.
- Untuk wanita, hindari melakukan tes urine 7 hari sebelum atau sesudah menstruasi, karena darah menstruasi dapat mengontaminasi urine dan memengaruhi hasil pemeriksaan.
- Hindari mengonsumsi alkohol setidaknya 24 jam sebelum medical check up, karena dapat memengaruhi hasil tes.
- Bagi perokok, hindari rokok setidaknya satu jam sebelum menjalani tes fungsi paru (spirometri), karena akan mengganggu hasil pemeriksaan.
Sebelum Medical Check Up Karyawan
Sebelum menjalani medical check up, ada beberapa hal yang perlu dilakukan karyawan atau calon karyawan, yaitu:
- Puasa selama 8–12 jam, tergantung jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Tidur cukup setidaknya 6 jam, karena kurang tidur dapat menyebabkan hasil pemeriksaan terhadap tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh menjadi kurang baik.
- Gunakan baju lengan pendek, sehingga memudahkan dokter untuk mengakses lengan bagian atas guna mengambil sampel darah.
- Jika pernah atau sedang menderita gangguan kesehatan, dianjurkan untuk membawa hasil pemeriksaan sebelumnya, seperti hasil pemeriksaan laboratorium atau foto Rontgen.
Prosedur Medical Check Up Karyawan
Medical check up karyawan terdiri atas serangkaian prosedur pemeriksaan. Jenis pemeriksaan umumnya akan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi kesehatan karyawan. Prosedur medical check up karyawan dapat meliputi:
BACA JUGA:Job Fair Merah Putih, Sediakan Pelatihan dan Wawancara Langsung Dengan Perusahaan
Pemeriksaan riwayat kesehatan
Pemeriksaan riwayat kesehatan merupakan tahap paling awal dalam proses medical check up. Pada tahap ini, dokter akan menanyakan beberapa hal kepada pasien, seperti:
- Keluhan kesehatan yang mungkin dialami oleh pasien
- Riwayat kesehatan pasien, termasuk gangguan kesehatan yang pernah diderita baru-baru ini atau pada masa lalu
- Riwayat operasi yang pernah dijalani pasien
- Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
- Alergi terhadap obat atau makanan tertentu
- Riwayat kesehatan keluarga
- Gaya hidup yang dijalani pasien saat ini
Pemeriksaan tanda vital
Beberapa tanda vital pasien yang akan diperiksa dokter dalam tahap ini adalah:
- Frekuensi denyut jantung
- Denyut jantung normal adalah 60–100 kali per menit.
- Frekuensi pernapasan
- Pernapasan normal berkisar antara 12–20 kali per menit.
- Suhu tubuh
- Rata-rata suhu tubuh normal adalah 36–37o
- Tekanan darah
- Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah pasien menderita hipertensi atau hipotensi. Tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
BACA JUGA:Ini Dia 10 Cara Jitu Menaklukan Hati Pria yang Cuek dan Tidak Peka!
Pemeriksaan fisik
Dokter akan mengawali pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah bagian tubuh, yang meliputi:
- Pemeriksaan kepala dan leher
Pasien akan diminta membuka mulut dengan lebar agar dokter dapat memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel. Dokter juga akan memeriksa kondisi gigi dan gusi, telinga, hidung, mata, kelenjar getah bening, dan kelenjar tiroid.
- Pemeriksaan paru
Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mememeriksa suara abnormal yang mungkin terjadi di organ paru.
- Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa detak jantung yang tidak beraturan atau tanda lain yang menunjukkan adanya gangguan pada jantung dengan menggunakan stetoskop.
- Pemeriksaan perut
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menekan perut pasien untuk memeriksa ukuran hati dan keberadaan cairan perut, serta mendengarkan bunyi usus dengan menggunakan stetoskop.
- Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada kulit dan kuku.