BENGKULUEKSPRESS.COM – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., MSM., melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bengkulu pada Minggu (23/3/2025).
Dalam kunjungannya, ia meninjau langsung proses pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak di Bank Sampah Pejuang Lingkungan (BSPL) yang berlokasi di Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.
Destita mengungkapkan bahwa ia ingin melihat secara langsung bagaimana sampah plastik diolah menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan menggunakan teknologi dari Banjarnegara (BSB).
Proses tersebut memakan waktu sekitar 12 hingga 14 jam dan menghasilkan minyak yang dapat digunakan sebagai pengganti solar. Selain minyak, proses ini juga menghasilkan residu berupa air dan arang, di mana arang dapat diolah kembali menjadi pupuk.
Menurut Destita, inovasi pengolahan sampah ini sangat efektif dan berpotensi besar dalam mengurangi sampah plastik serta menghasilkan energi alternatif.
BACA JUGA:Senator Destita Khairilisani Dorong Peningkatan Akses Wisata dan Legalitas UMKM di Bengkulu
BACA JUGA:Anggota DPD RI, Destita Khairilisani Dorong Terbentuknya Rumah Bagi Korban Kekerasan di Bengkulu
Namun, ia menyoroti kendala yang dihadapi BSPL, yaitu belum adanya regulasi yang mendukung inisiatif ini di Bengkulu.
"Ini adalah salah satu cara pengelolaan sampah yang sangat baik dan perlu kita perhatikan serta pelajari lebih lanjut. Selain mengurai sampah, proses ini juga menghasilkan produk yang berguna, seperti bahan bakar pengganti solar," ujar Destita.
Ia mencontohkan bahwa di Banjarnegara dan Kota Semarang, teknologi serupa telah didukung oleh peraturan Wali Kota yang memungkinkan pengelolaan sampah plastik lebih terorganisir.
Destita berjanji akan menyampaikan aspirasi ini kepada pemerintah dan stakeholder terkait agar ada regulasi yang mendukung upaya serupa di Bengkulu.
Kunjungan Destita juga didampingi oleh peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erpan Ramun, yang turut memberikan pendampingan dalam pengembangan teknologi ini.
Menurutnya, BRIN fokus pada peningkatan kualitas bahan bakar hasil pengolahan sampah plastik agar bisa bersaing dengan bahan bakar yang diproduksi oleh Pertamina.
"Kualitas produk ini bahkan disebut-sebut lebih baik dari bahan bakar Pertamina. Ini bisa menjadi pesaing serius bagi Pertamina jika dikembangkan lebih lanjut,” ungkap Erpan.
Ia juga menjelaskan bahwa alat yang digunakan dalam proses ini telah melalui uji laboratorium untuk memastikan kualitas produk, termasuk kadar metan dan zat lainnya.