BENGKULUEKSPRESS.COM - Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama di banyak negara, termasuk Indonesia.
Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak jauh di bawah standar usia akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Meskipun stunting sering kali dianggap sebagai masalah kesehatan fisik semata, dampaknya jauh lebih luas dan mempengaruhi perkembangan fisik, kognitif, serta sosial-ekonomi anak di masa depan.
Perkembangan anak yang terganggu akibat stunting dapat memengaruhi kualitas hidup mereka, mulai dari kemampuan belajar di sekolah, daya saing di dunia kerja, hingga kemampuan mereka untuk berkontribusi secara maksimal dalam masyarakat.
BACA JUGA:Ibu Menyusui Ingin Booster ASI Karena Puasa Ramadhan, dr Zaidul Akbar Bagikan 5 Tips
BACA JUGA:6 Ciri-ciri Kolestrol Tinggi pada Wanita dan Cara Penanganannya
Oleh karena itu, pencegahan stunting sejak dini menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan generasi mendatang tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.
Dampak Stunting
1. Gangguan Perkembangan Fisik
Dampak yang paling jelas dari stunting adalah gangguan pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Kondisi ini mencerminkan kurangnya asupan gizi yang memadai pada masa pertumbuhan, yang dapat mempegaruhi struktur tubuh mereka secara permanen.
2. Gangguan Kognitif dan Perkembangan
Otak Stunting juga berdampak pada perkembangan otak anak. Kurangnya nutrisi yang tepat, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, dapat memengaruhi kemampuan kognitif anak.
BACA JUGA:Kenali Beberapa Jenis Penyakit Kulit dan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Kenali Beberapa Jenis Penyakit Kulit dan Cara Mengatasinya