Ibu RT Cabul Menangis

Minggu 21-04-2013,11:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - EM (38), tersangka pencabulan kepada 7 orang anak di bawah umur di kawasan RW 3 Perumahan Korpri, Bentiring, Kecamatan Muara Bangkahulu, kemarin (20/4), tak hentinya menangis. Tangisan itu tumpah setelah seorang psikolog, Ainul Mardianti, mengunjunginya. Kedatangan psikolog yang juga aktivis perempuan itu ke sel wanita Polres Bengkulu sekitar pukul 11.00 WIB, guna memberikan dukungan moril kepada EM. \"Saya di sini tergerak karena rasa kemanusian, EM melakukan hal demikian (cabul) pasti ada alasannya, baik itu masalah keluarga atuapun masalah di lingkungan tempat tinggal,\'\' ujar Ainul kepada BE kemarin (20/4). Ditambahkan Ainul, dia juga akan mengajukan permohonan ke Mapolres Bengkulu untuk memberikan pendampingan agama kepada tersangka. Pendampingan tersebut dinilai oleh Ainul sangat diperlukan. Jika tidak, maka tersangka yang saat ini mendekam di dalam sel tersebut akan terus tertekan dan melakukan imajinasi yang tidak benar. Hal itu dapat mengganggu pola pikirnya. \"Ya nanti saya juga akan mengajukan pemohonan agar ada orang yang melakukan pendampingan kepada tersangka, untuk teknisnya nanti akan saya sampaikan dulu kepada Kapolres,\" jelasnya. Kasus EM bukan pertama di Bengkulu Ainul juga mengungkapkan jika kasus seperti yang dialami oleh istri ketua RT 16 RW 3 Kelurahan Bentiring  ini, bukanlah yang pertama terjadi. Namun untuk kasus EM ini terbongkar ke permukaan. Sayangnya saat dikonfirmasi berapa banyak khusus pencabulan yang dilakukan kaum perempuan di Kota Bengkulu, aktivis perempuan yang juga bertugas di Diknas Kota Bengkulu ini enggan untuk mengungkapkan berapa banyak kasusnya. \"Yang jelas banyak, tapi saya tidak mau mengungkapkan berapa banyaknya. Kebetulan selama ini tidak terungkap ke publik,\" ujarnya. Ainul hanya  menekankan tersangka kasus ini harus dilakukan pembinaan bukan malah dikucilkan dari lingkungan masyarakat. \"Kita juga meminta kepada BMA untuk memberikan penjelasan kepada pihak korban, supaya sama-sama dapat memahami permasalahan ini. Apa lagi saat ini tersangka sudah menjalani proses hukum,\" katanya. Dijelaskan Ainul, jika orang-orang yang melakukan hal diluar kewajaran ini, biasanya didorong dengan kehidupan yang dialaminya. Mungkain karena menikah di usia yang terlalu muda, ada masalah keluarga yang sangat berat dan hanya didiamkannya saja. Sehinga tersangka selalu mencari sensasi untuk mendapatkan perhatian kepada orang-orang di sekitarnya. \"Diri tersangka ini berilusi dengan menganggap dirinya adalah seorang intertainment, sehingga melakukan sensasi yang berlebihan. Maka terjadilah tindakkan ini,\" tutup Ainul. Dari pantauan BE di lapangan,  psikolog ini datang bersama dua orang lainnya, namun kedua orang tersebut tidak berbincang kepada tersangka. Ainul juga memberikan sebuah buku panduan bertaubat, kepada tersangka di dalam sel tersebut. Dengan harapan jika membaca buku-buku selama menjalani tahanan, dapat menenangkan jiwa dari tersangka. (cw4)

Tags :
Kategori :

Terkait