BENGKULUEKSPRESS.COM – Pemerintah memberikan stimulus ekonomi berupa potongan tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA pada Januari 2025.
Kebijakan ini terbukti memberikan dampak signifikan terhadap tingkat inflasi di Provinsi Bengkulu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengungkapkan bahwa inflasi pada Januari 2025 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,59%.
Ia menilai, subsidi listrik dari pemerintah menjadi faktor utama yang menekan laju inflasi, meskipun sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga.
"Dampak dari kebijakan pemerintah, yakni subsidi 50% terhadap tarif listrik, sangat berdampak pada inflasi. Di luar dugaan, karena kita lihat bahwa beberapa komoditas makanan mengalami kenaikan seperti cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah," ujar Win Rizal, Selasa (4/2/2025)
BACA JUGA: Inflasi Bengkulu Terkendali, Target Pengendalian Harga Hingga 2025
BACA JUGA:Dorong Konektivitas dan Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Sumatera, 3 Ruas Tol Akan Difungsikan
Menurutnya, meskipun harga bahan pangan tertentu mengalami lonjakan akibat faktor cuaca dan pasokan yang berkurang, kebijakan potongan tarif listrik cukup efektif dalam meredam tekanan inflasi.
Secara year-on-year (yoy), inflasi Bengkulu tercatat sebesar 0,09%. Namun, Win Rizal mengingatkan bahwa kebijakan ini hanya berlaku selama dua bulan.
Ia mengingatkan pentingnya langkah antisipasi agar inflasi tidak melonjak setelah subsidi berakhir.
"Dengan angka ini kita juga harus hati-hati. Kebijakan ini hanya berlaku dua bulan, artinya setelah ini tidak ada lagi. Jangan sampai setelah berakhir, inflasi meledak dan mengalami kenaikan lebih besar dari sebelumnya," jelasnya.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu ini juga menekankan perlunya menjaga stabilitas harga komoditas pangan yang bergejolak, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada Maret dan April mendatang.
"Masuk puasa kita harus antisipasi, ketersediaan pasokan harus dijaga agar harga tetap stabil," pungkas Win Rizal.
Kendati demikian, dengan berakhirnya kebijakan subsidi listrik dalam dua bulan ke depan, pemerintah dan pemangku kepentingan Provinsi Bengkulu diharapkan dapat mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas inflasi dan pasokan bahan pokok di Bengkulu. (Tri)