Dalam ceramahnya, Gus Baha mengajak jamaah untuk tidak hanya fokus pada aspek teknis semata, tetapi juga menggali makna mendalam dari adab sholat berjamaah.
Menurutnya, sholat bukan sekadar rutinitas, melainkan ibadah yang sarat dengan nilai spiritual dan sosial.
Menunggu salam kedua dapat dipahami sebagai bentuk penghormatan kepada imam dan menjaga harmoni dalam jamaah.
Gus Baha juga mengingatkan agar jamaah tidak terjebak dalam perdebatan fikih yang rumit, melainkan menjalani ibadah dengan sederhana dan penuh keikhlasan.
"Kalau kamu didebat soal ini, pasti bingung jawabnya," kata Gus Baha sambil tertawa.
Gus Baha menegaskan bahwa dalam ibadah, yang paling utama adalah niat yang tulus dan sikap tawadhu’ (rendah hati) saat melaksanakan sholat.
BACA JUGA:Bolehkah Setelah Merokok Langsung Takbiratul Ihram? Berikut Penjelasan Gus Baha
BACA JUGA:Rasulullah Menegur Sahabat yang Berdoa Minta Kesabaran Sempurna, Gus Baha Jelaskan Alasannya
Gus Baha menekankan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, menjaga kekhusyukan dalam sholat tetap menjadi hal yang paling penting.
Bagi makmum yang merasa lebih nyaman menunggu hingga salam kedua, hal tersebut sepenuhnya diperbolehkan, asalkan tidak mengganggu konsentrasi dan kekhidmatan ibadah.
Sebaliknya, bagi makmum yang langsung berdiri setelah salam pertama, hal itu juga tidak menjadi masalah, karena salam pertama sudah secara hukum menyelesaikan sholat.
Gus Baha juga mengimbau jamaah untuk memahami konteks perbedaan pendapat dalam fikih dengan bijak.
Menurut Gus Baha, Islam memberikan keleluasaan kepada umatnya untuk mengikuti pendapat yang paling sesuai dengan kondisi dan keyakinan masing-masing, asalkan tetap berada dalam koridor syariat.
"Sebagian ulama fikih memang tetap menyunatkan menunggu salam kedua," papar Gus Baha
Dalam ceramahnya, Gus Baha selalu berupaya menyampaikan pembahasan fikih yang kompleks dengan cara yang ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat.
BACA JUGA:Rahasia Mudah Menghilangkan Rasa Kecewa, Gus Baha: Amalkan Tasbih Ini