Selain itu, Gus Baha juga berbagi cerita tentang pertanyaan lucu yang pernah diajukan kepadanya, yang semakin menambah keceriaan suasana pengajian.
"Ada orang yang bertanya ke saya, ‘Pak Baha, kalau ada orang mau jumatan, sebelum iqomah dia nyedot rokok. Lha, pas dia takbir, asapnya masih keluar. Itu batal nggak, Pak?’," ungkap Gus Baha.
Mendengar pertanyaan itu, Gus Baha hanya bisa tertawa
"Wah, saya nggak tahu. Wong saya nggak ikut nikmati rokok, kok disuruh mikir hukumnya. Ya mikir sendiri kamu," jelas Gus Baha yang kembali memancing tawa para jamaah.
Melalui gaya ceramah yang santai ini, Gus Baha menunjukkan bahwa pembahasan agama tidak harus selalu serius.
Gus Baha mampu menciptakan suasana yang nyaman tanpa mengurangi makna dari pesan-pesan keagamaan yang disampaikan.
BACA JUGA:Ingin Berwibawa dan Disegani Banyak Orang, Gus Baha: Cukup Punya Ini
BACA JUGA:Mana yang Didahulukan, Sholat atau Makan? Ini Kata Gus Baha
Meskipun dengan candaan, Gus Baha tetap menekankan pentingnya memahami agama dengan akal sehat dan hati yang tulus.
Hal ini terlihat dari penekanan beliau bahwa ridha Allah dapat diperoleh melalui amalan-amalan sederhana, seperti bersyukur.
Gus Baha juga menyoroti bahwa setiap tindakan, baik besar maupun kecil, memiliki nilai yang bergantung pada niat seseorang.
Gus Baha menyampaikan bahwa yang terpenting adalah menjaga niat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
"Kalau niatmu baik, insya Allah semuanya akan baik. Bahkan, hal-hal kecil seperti makan atau minum bisa jadi ladang pahala jika dilakukan dengan syukur," papar Gus Baha.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang memudahkan, bukan memberatkan.
Oleh karena itu, umat Islam diharapkan untuk tidak terlalu sibuk mempersoalkan hal-hal kecil yang justru dapat mengalihkan fokus dari inti ajaran agama.
BACA JUGA:Sudah Bekerja Keras Tapi Hidup Masih Kekurangan, Gus Baha Bagikan Konsep Rezeki yang Sebenarnya