“ Awalnya kita mendapatkan laporan bahwa sumur kedua warga itu berlendir yang diduga dikarenakan limbah. Saat kita cek hari Senin (15/4) lalu diketahui bukan karena limbah melainkan jentik nyamuk sudah banyak berkembang biak dan mengeluarkan bau asam,”ungkap Kakan Lingkungan Hidup, Risber A Razak.
Sumur kedua warga itu kedalamannya sekitar 18 meter yang terletak di dalam rumah tepatnya di bagian belakang. Letak sumur itu tidak mendapatkan sinar matahari dan tertutup rapat sehingga menjadi tempat sarang nyamuk untuk berkembang biak.
Belum ada korban jiwa mengenai. Namun beberapa bulan lalu salah seorang anak dari Burhani pemilik sumur itu terkena gejala DBD. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pihaknya telah menyarankan kepada kedua warga itu tidak lagi mengkonsumsi ataupun menggunakan air sumur tersebut dan sesegera mungkin berkoordinasi dengan pihak Puskesmas terdekat. Sehingga sarang nyamuk tersebut dapat segera dibasmi dan tidak berkembang lebih banyak. “Sangat berbahaya jika tidak segera dibasmi.
Dari gigitan nyamuk itu bisa menyebabkan DBD yang mematikan”katanya. Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Riswandi Dani SKM menyampaikan sumur tempat perindukan nyamuk dikarenakan tidak pernah dikuras atau dibersihkan “ Tak hanya di Desa Bunga Tanjung saja, melainkan banyak di sumur milik warga . Tapi kita belum melakukan survei,”jawabnya.
Dia hanya mengimbau kepada masyarakat supaya rutin melakukan pembersihan dan dikuras. Sehingga tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. (900)