Ketua PBNU HA Slamet Effendy Yusuf menegaskan bahwa pihaknya menolak meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) karena PKI bukanlah korban, melainkan pemberontak.
\"Mereka memang menuntut negara, TNI, dan NU meminta maaf, tapi hal itu tidak mungkin karena NU itu anti-komunis dan komunis itu bertentangan dengan Pancasila,\" katanya di Surabaya, Minggu.
Ketika berbicara dalam seminar nasional \"Kebebasan dan HAM dalam Koridor Pancasila\" di Kantor PCNU Surabaya, ia menjelaskan keturunan PKI sekarang memang pintar mengemas seolah-olah PKI adalah korban.
\"Tapi, NU memiliki bukti sejarah bahwa PKI adalah pemberontak yakni shalawat badar dan Banser. Shalawat Badar diciptakan pimpinan NU di Banyuwangi untuk melawan PKI. Itu sama dengan Banser, jadi hal itu membuktikan bahwa PKI itu musuh, bukan korban,\" katanya.
Dalam seminar yang juga menampilkan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen (TNI) dan Brigjen Pol Anton Tabah (staf khusus Kapolri), Rais Syuriah PBNU KHA Hasyim Muzadi mengajak negara dan TNI untuk tidak melayani tiga tuntutan PKI yakni maaf, kompensasi, dan rehabilitasi.
\"Kita justru harus waspada, karena mereka sekarang bukan berhadapan langsung dengan TNI, NU, dan negara, melainkan melakukan penyusupan,\" katanya.
NU Tolak Minta Maaf kepada PKI, Ini Alasannya
Minggu 14-04-2013,23:05 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :