Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur'an surah Al Kautsat ayat 1-2 yang artinya:
"Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah),".
"Disini dapat kita lihat realisasi syukur yang yang diperintahkan Allah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau mengimplementasikan syukur dengan shalat, tidak hanya sekadar shalat namun juga meningkatkan kualitas dan kuantitas shalatnya, Sampai terlacak dalam narasi hadits disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW shalat hingga kakinya bengkak," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Sama halnya dalam ibadah Ramadhan, ketika kita merasakan banyak kenikmatan selama bulan tersebut, langkah selanjutnya adalah bersyukur. Syukur tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan shalat Idul Fitri.
Sholat Idul Fitri menjadi komitmen bahwa setelah Ramadhan, sebagai manusia, kita berjanji untuk terus melaksanakan shalat sebagai ungkapan syukur dan kelanjutan ibadah kepada Allah.
"Sebenarnya ini berlaku umum, jika Anda mendapat penambahan nikmat berupa harta benda ataukah keturunan maka cara bersyukurnya tingkatkan ketaatan kepada Allah, standarnya shalat. Naikkan levelnya dengan berjamaah tingkatkan dengan ibadah sunnah, dan kerjakan tepat waktu," kata Ustaz Adi Hidayat.
Setelah shalat, salah satu perintah yang diberikan adalah berkurban. Namun, esensi berkurban tidak hanya terbatas pada menyembelih hewan ternak seperti kambing, sapi, atau unta, yang umumnya dilakukan sebagai pelaksanaan Idul Qurban.
Esensi sejati dari berkurban adalah melalui wasilah berbagi. Berbagi bisa dilakukan dengan bersedekah, berinfaq, atau menyantuni anak yatim dengan memberikan pemberian yang bermutu.
Kemudian dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulllah SAW pernah menjelaskan tentang amalan yang bisa dijadikan amalan latihan setelah ramadhan. Amalan tersebut adalah puasa 6 hari di bulan Syawal.
"Barang siapa yang telah menuntaskan puasa Ramadhan kemudian berpuasa 6 hari di Bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh," (HR Muslim).
BACA JUGA:Ingin Rezeki Datang dengan Sendiri, Ustaz Adi Hidayat Bagikan Rumus Dahsyatnya
BACA JUGA:Rahasia Cerdas dari Rasulullah SAW, Ustaz Adi Hidayat: Amalkan Doa Berikut Sebelum Belajar
Puasa enam hari di bulan Syawal dimaksudkan untuk melatih dan meneguhkan sikap istiqamah kita pasca Ramadhan, agar kita tetap konsisten dalam ibadah meskipun bulan Ramadhan telah berlalu. Hukum puasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah.
Inti dari puasa adalah untuk memperkokoh nilai takwa. Takwa secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah dan menghindari perbuatan dosa, sehingga kita senantiasa taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Seseorang yang mampu menjalankan puasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal akan diberikan kekuatan oleh Allah, sehingga ia mampu meningkatkan ketaatan dan menjauhi perbuatan dosa sepanjang tahun hingga Ramadhan berikutnya tiba.
Itulah penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang amalan di bulan syawal yang bisa kita amalkan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat.(*)