Sajian tumpeng beserta aneka lauk biasanya digunakan sebagai persembahan atau sesaji untuk Dewa atau arwah leluhur.
Namun, lambat laun arti tumpeng yang mengerucut mulai bergeser sebagai makna dari harapan agar hidup selalu sejahtera dan penuh berkah.
Selain itu, ternyata Tumpeng memiliki makna filosofis tersendiri dari bentuknya yang segitiga, makanan yang saru ini melambangkan gunung, yang erat hubungannya dengan sesuatu yg bersifat spiritual.
Tak hanya itu, bentuk segitiga juga merupakan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta
BACA JUGA:Belum Banyak Yang Tahu! Begini Sejarah Donat di Indonesia
Bila dilihat lebih seksama, dalam satu sajian tumpeng, pasti selalu dihidangkan dengan tujuh jenis lauk yang berbeda. Ternyata, jumlah lauk yang diletakkan di sekeliling tumpeng tersebut juga memiliki arti tersendiri, lho.
Angka tujuh dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah pitu, atau pitulungan yang berarti adalah pertolongan.
Tujuh jenis lauk yang dihidangkan bersama Tumpeng merupakan simbol doa dan memohon pertolongan kepada Sang Pencipta agar diberi kelancaran dalam melaksanakan segala sesuatu.
Jenis-jenis lauk dalam tumpeng pun memiliki arti dan harapan yang berbeda-beda.
BACA JUGA:Anantari Cafe, Cafe Hits Semarang Tawarkan Konsep Kafe dengan Pemandangan Alam Mempesona
Salah satunya adalah ayam ingkung, yakni sajian dari ayam jantan utuh yang dimasak dengan bumbu opor yang kaya rasa.
Masyarakat Jawa mengartikan kata 'ingkung' sebagai belenggu yang mengikat, sehingga ayam ingkung dimaknai sebagai sikap pasrah atas kekuasaan Tuhan.
Selain itu, pemilihan ayam jantan merupakan doa agar terhindar dari sikap angkuh, congkak, pemarah, dan tidak mendengarkan perkataan orang lain.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bika Ambon dan Proses Pembuatannya
Pada zaman dahulu, segala sesuatu harus dilakukan dengan memperhatikan peraturan dan norma yang berlaku di masyarakat. Tak terkecuali, saat akan menyantap sajian tumpeng usai kegiatan upacara adat tradisional.
Biasanya, saat akan menyajikan tumpeng, bagian puncak akan dipotong terlebih dahulu untuk diberikan kepada orang yang paling dihormati atau orang yang tengah melaksanakan hajat besar.