Berdasarkan data yang ada, mayoritas Koperasi yang rutin melakukan RAT itu masih bergantung dengan bantuan untuk mengembangkan usahanya.\"Sekitar 69 koperasi yang menyampaikan laporan RAT itu, hanya sebagian yang menyampaikan laporan triwulan arus kas koperasi mereka kepada Disperindakop UKM. Sehingga, baik kondisi anggota maupun keuangan koperasi sangat sulit diketahui. Akan tetapi jika terdengar ada informasi bakal dikucurkan bantuan. Maka mayoritas koperasi mulai menyampaikan laporan,\" ujarnya.
Dikatakanya, belakangan ini banyak kelompok yang mengajukan permohonan serta melengkapi persyaratan untuk mendirikan koperasi. Selain itu, dalam melakukan pergerakan usaha koperasi masih terlalu bergantung dengan bantuan dari pemerintah.\"Memang penyebab utamanya koperasi tidak berjalan, lantaran banyak yang anggota enggan membayar uang simpanan pokok dan simpanan wajib. Sehingga uang kas koperasi yang bersangkutan macet, sehingga banyak koperasi yang mati suri,\" jelasnya.
Dijelaskannya, Dari 159 koprasi yang ada di Kaur, sebagian besar terdiri dari koperasi simpan pinjam (KSP) serta koperasi serba usaha (KSU) serta beberapa diantaranya ada yang berbentuk koperasi Nelayan dan koperasi tani.\"Khusus untuk KSP kendala utamanya banyak yang mati suri lantaran uang simpan pinjam macet. Sedangkan koperasi lainnya sebagain besar disebabkan lantaran uang simpanan wajib dan pokok yang macet, itulah kondisi koperasi yang ada di Kaur ini,\" jelasnya. (823)