Nikmati Citarasa Tiliaya, Warisan Kuliner Khas Gorontalo yang Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu

Jumat 15-12-2023,11:04 WIB
Reporter : Fitri Nugroho
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM - Tahukah kamu? Ternyata Gorontalo memiliki beberapa kuliner khas sudah ada sejak ratusan tahun lalu. 

Makanan-makanan tersebut sudah turun temurun dihidangkan sebagai panganan yang wajib ada di setiap perayaan atau hari-hari besar, salah satunya Tiliaya.

Tiliaya merupakan kuliner khas Gorontalo yang selalu disajikan saat sahur di bulan Ramadhan. Tiliaya hampir mirip dengan kue pada umumnya. 

Tiliaya terbuat dari bahan lokal yakni telur, gula aren, santan kelapa parut ditambah dengan bumbu-bumbu seperti daun pandan, kayu manis, pala, cengkeh.

BACA JUGA:Mencicipi Mie Koclok Khas Cirebon yang Legendaris Sejak Tahun 1975

Tahukah Kamu? Tiliaya memiliki nilai historis karena telah dikenal sejak abad ke-15. 

Menurut sejarahnya, makanan ini pertama kali dibuat oleh seorang putri keturunan raja Ilato bernama Putri Tiliaya, hal inilah yang menjadi asal usul nama kue Tiliaya.

Makanan ini dijadikan sebagai makanan khas kaum bangsawan terutama disajikan untuk menyambut tamu kehormatan kerajaan. 

Seiring berjalannya waktu pemerintahan di daerah Gorontalo, sering menyajikan Tiliaya dalam acara-acara seperti pemberkatan, khitanan, perkawinan peringatan hari-hari besar hingga acara resmi pemerintahan Gorontalo dan juga disajikan dalam do’a arwah yaitu tradisi Gorontalo mendoakan orang yang telah meninggal dunia.

Pada 2019, Tiliaya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Nilai historis pada makanan tradisional Tiliaya dalam konteks kebudayaan Gorontalo merupakan bagian penting dalam kebudayaan serta tradisi masyarakat Gorontalo. 

BACA JUGA:Kerupuk Basah, Kerupuk dengan Berbabagi Bumbu Khas Kapuas Ulu

Tradisi ini tercermin dari pemaknaan makanan Tiliaya. Pada dasarnya, Tiliaya merupakan cemilan atau makanan pelengkap yang biasanya disajikan bersamaan nasi kuning dalam upacara-upacara adat.

Konon, orang tua dulu percaya, mengkonsumsi Tiliaya akan meningkatkan daya tahan tubuh, dari menahan lapar dan dahaga ketika berpuasa.

Untuk penyajian Tiliaya dalam ritual-ritual keagamaan, biasanya berbentuk lesehan dengan alas kain putih. Makanan yang disajikan bervariasi, tergantung tuan rumah. 

Kategori :