Rasulullah SAW biasanya melaksanakan shalat tahajud dengan jumlah 8 rakaat, diikuti dengan 3 rakaat witir.
Tata cara ini didasarkan pada hadits riwayat Muslim yang disampaikan oleh sahabat Ibn Abbas yang artinya:
"Aku berdiri di samping Rasulullah, kemudian Rasulullah meletakkan tangan kanannya di kepalaku dan dipegangnya telinga kananku dan ditelitinya, lalu Rasulullah salat dua rakaat kemudian dua lagi, lalu dua lagi, dan kemudian dua lagi, selanjutnya Rasulullah salat witir, kemudian Rasulullah tiduran menyamping sampai Bilal menyerukan azan. Maka bangunlah Rasulullah dan salat dua rakaat singkat-singkat, kemudian pergi melaksanakan saalat subuh,".
Menurut penuturan Aisyah RA, Rasulullah SAW tidak pernah menambah jumlah rakaat shalat tahajud lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan.
Hal ini menjadi alasan mengapa shalat tahajud tidak seharusnya dilakukan terlalu mendekati waktu subuh.
Tujuannya agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan penuh khusyuk dan memungkinkan waktu untuk bermunajat terlebih dahulu.
Itulah penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah tentang boleh tidaknya hanya melaksanakan sholat tahajud 2 rakaat dan witir saja. Semoga bermanfaat.(*)