Karena rayuan Sengkuni ini, akhirnya Destarata menyerahkan kekuasaannya itu kepada putra sulungnya, Duryudana. Namun hanya untuk sementara waktu saja sampai para pandawa sudah beranjak dewasa dan cukup usia untuk bisa memimpin Astina.
BACA JUGA:Ini Dia Cara Jitu Menebalkan Rambut Tipis yang Efektif
Pemantik Perang Saudara Pandawa-Kurawa
Kendati begitu, tak ada kata sementara bagi Sengkuni. Ia masih melancarkan tindak kejahatan, menyusun berbagai rencana licik, dan menghalalkan segala cara untuk bisa melenyapkan para Pandawa agar keponakannya itu bisa memimpin di Astina.Hal ini kemudian menjadi cikal bakal terjadinya perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yang selama ini dikenal dengan bharatayudha (Sansekerta adalah perang keturunan Bharata).
BACA JUGA:Tips Mencari Spot Keberadaan Ikan di Sungai Agar Hasil Melimpah
Kematian Tragis
Sama seperti rumus alam yang mengatakan bahwa segala hal yang ada di dunia memiliki batas waktu, kejahatan, Sengkuni pun tak bisa selamanya. Ia pada akhirnya tewas di tangan Werkudara (Bima, putra kedua dari Pandawa) di bharatayudha yang dia ciptakan sendiri.
BACA JUGA:Review Infinix SMART 7, Harga Rp 1 Jutaan yang Laris Manis untuk Kalangan Bawah
Di detik-detik terakhir kematiannya itu, Sengkuni memilih untuk tetap konsisten dengan karakternya yang begitujahat, gemar melakukan adu domba, licik,dan haus akan kekuasaan. Ia bahkan sama sekali tidak pernah menyesali apa yang selama ini telah ia perbuat.(**)