Walaupun begitu, menonton film biru dapat menjadi kebiasaan buruk yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan dosa.
Dalam menghadapi masalah menonton film biru, terdapat perbedaan pendapat di kalangan banyak ulama Islam.
Ada ulama yang membolehkan menonton film biru dengan syarat-syarat tertentu, sementara ulama lainnya melarangnya secara tegas.
Pendapat yang membolehkan menonton film biru dengan beberapa syarat telah diungkapkan oleh beberapa ulama, seperti Syihabuddin al-Qalyubi, yang mengklarifikasi bahwa melihat bagian tubuh wanita secara terbuka adalah haram.
Terutama jika itu melibatkan bagian tubuh wanita yang bukan mahram.
Namun, menurutnya, tidak dianggap haram jika melihat bayangan bagian tubuh yang terpantul dalam air atau cermin, meskipun dilakukan dengan dorongan nafsu.
Sebab, bagi mereka yang mengizinkan menonton film biru oleh pasangan suami dan istri, hal ini dianggap setara dengan melihat bayangan yang terpantul di cermin.
BACA JUGA:Ingin Doa Langsung Sampai ke Langit, Buya Yahya Sarankan Doakan Orang ini
Terdapat juga pandangan yang memperbolehkan menonton film biru hanya bagi pasangan suami dan istri, namun ada juga yang menentangnya, seperti Ali asy-Syibramalisi.
Ali berpendapat bahwa melihat benda-benda mati dengan nafsu adalah tindakan yang diharamkan, sehingga menurutnya, menonton film biru juga dianggap sebagai hal yang haram.
Menurut hadits Nabi, menonton film porno dianggap sebagai bentuk zina mata. Buya Yahya juga sepakat dengan pandangan ini dalam konteks syariat Islam.
Hal ini karena menonton film porno dapat membangkitkan syahwat dan merusak kejiwaan seseorang, sehingga dianggap sebagai tindakan yang merugikan dalam pandangan Islam.
Lebih jauh lagi, jika menonton film porno bersama pasangan suami istri, ini dapat memicu konflik dan keretakan dalam rumah tangga mereka.
Menonton film biru bersama pasangan suami istri tidak meningkatkan syahwat karena kehadiran pasangan itu sendiri, melainkan karena konten yang ada dalam film tersebut.
Kegiatan ini dapat membuat seseorang terseret dalam dunia khayalan yang dapat merugikan hubungan dalam rumah tangga.