Kepala Desa (Kades) Temedak, Gusti Efendi mengatakan sepengetahuannya pembangunan jalan hot mix yang melalui desanya dimulai September 2012, dan baru diselesaikan bulan Februari lalu. Sewaktu pembangunannya, pemerintah desa sempat melayangkan laporan ke DPRD terkait adanya keluhan warga soal indikasi pekerjaan asalan.
\"Kami sudah layangkan surat ke DPRD mengenai pembangunan jalan ini. Hal ini karena menurut kami pembangunannya tidak benar dan terkesan asalan, bagaimana tidak pasca pembangunan jalannya masih ada yang berlobang. Selain itu dalam pengerjaannya tidak melihat waktu, terbukti pada saat turun hujan bahkan malam hari masih saja bekerja,\" ujar Kades dihadapan anggota Komisi III DPRD yang melakukan sidak ke lokasi proyek tersebut, kemarin.
Sementara itu, pihak Komisi III DPRD Kepahiang yang mengetahui hal ini langsung menggelar inspeksi mendadak (sidak) terhadap proyek pembangunan jalan tersebut.
Ketua Komisi III Edwar Samsi SIP MM menyampaikan pihaknya sangat meyangkan pembangunan jalan hotmix ini yang diduga terkesan asalan. Ini diperkuat dengan kondisi jalan yang baru dibangun tetapi sudah tampak adanya tambal sulam. \"Dari pemantauan kita bisa dinilai kalau kontraktor tidak benar dalam membangunan jalan ini. Disamping itu saat kita melintas tadikan kalian bisa merasakan sendiri jika jalan ini tidak rata bahkan seperti naik kuda saja, padahal itu semestinya tidak terjadi mengingat jalan ini baru dibangun serta hotmix pula,\" ujar Edwar.
Sementara itu, anggota komisi III lainnya Hariyanto SKom MM dan M Azis menyampaikan pihaknya sebenarnya telah melakukan sidak pada jalan tersebut, waktu sidak pertama kali memang terdapat kerusakan pada saat dibangun. Tapi tampaknya sudah dibenahi oleh kontraktor. \"Sayangnya meski telah dibenahi masih terkesan asalan pembangunannya. Untuk itu kita berharap kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kepahiang supaya dapat memberikan semacam peringatan dan bila perlu dikenakan finalti PT tersebut,\" kata Hariyanto.
Dibagian lain, Kadis PU Kepahiang Ir Efredi Dameri melalui Kabid Bina Marga, Rudi Andi S dan PPTK Proyek Wicak Pranoto ST yang sempat mendampingi sidak Komisi III DPRD kemarin menjelaskan, memang pembangunan jalan hot mix ini sepanjang 4,85 kilometer. \"Dengan total anggaran senilai Rp 3,7 miliar dan waktu pengerjaan mulai dari September hingga Desember tahun lalu. Selama proses pembangunan, kita telah dua kali memperingati kontraktor agar pembangunan ini sebaik mungkin,\" kata Rudi.
Hanya saja, lanjut Rudi, proyek ini belum di-PHO, memang kontraktor sudah mengajukan tapi belum diterima mengingat pembangunannya terkesan asalan. Sejauh ini dari total dana yang belum dicairkan sebesar 40 persen atau sekitar Rp 1,4 miliar. \"Kita belum akan mencairkan sisa anggaran itu sebelum proyek ini diaudit oleh BPKP Provinsi Bengkulu. Karena dalam hal ini kitapun tidak ingin menanggung resiko. Yang jelas pembangunan jalan hot mix ini memang sebatas Aspal Trade Base (ATB) saja,\" tandasnya. (505)