Dikatakanya, walaupun temuannya masih kecil tetap harus diperhatikan. Pasalnya sekecil apapun nilai uang palsu beredar dimasyarakat sangat besar dampaknya dirasakan pedagang kecil. Dicontohkannya, nilai Rp 100 ribu, besaran nominal itu dirasakan sangat besar oleh masyarakat. Untuk menekan angka Upal itu, BI memprogramkan sosialisasi ke masyarakat di kabupaten/kota untuk lebih mengenali uang rupiah asli secara mudah.\" Tahun ini dilaksanakan sosialisasi sekitar 6 kali yang disebar di tingkat kabupaten,\" jelasnya.
Untuk memudahkan sosialiasi itu, BI menggandeng perguruan tinggi dan even-even pemerintah daerah. Seperti yang dilakukan belum lama ini dengan bekerjasama dengan Universitas Bengkulu. Dalam waktu dekat BI juga akan mensosialisasikan uang rupiah asli ini dalam perayaan HUT Kota Bengkulu yang dikemas dalam bentuk kuis, dan pemberian dorprize.
Diakui Yuwono, temuan uang palsu dikarenakan masyarakat yang belum paham akan mengenal ciri-ciri uang rupiah yang asli. Padahal untuk mengenal ciri-ciri uang asli bisa dilihat secara kasat mata dengan 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang).
Diraba pada bagian angka nominal uang akan terasa kasar, sedangkan uang palsu lebih halus dan nominal tidak menonjol, saat diterawang terlihat gambar pahlawan, serta jika dilihat menggunakan sinar ultraviolet akan terlihat terang.\"Penerawangan itu juga tetap bisa dilihat sekalipun uang itu lusuh,\" tukasnya. (247)