ARGA MAKMUR, bengkuluekspress.com - Di angan orang yang kreatif, barang bekas bisa disulap menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Seperti yang dilakukan oleh seorang pria paruh baya warga Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Yuliardi (53) yang sering disapa akrab Uda Buyung. Ditangan dingin Uda Ardi barang bekas, yakni styrofoam disulapnya menjadi paludarium. Mungkin sebagian masyarakat awam belum tahu apa itu Paludarium. Paludarium adalah jenis vivarium yang menggabungkan unsur air dan darat di dalam wadah atau ruangan tertutup. Ketika dibincangi BE, Uda Buyung mengatakan, ketertarikan dirinya membuat Paludarium dari bahan styrofoam ini, disamping bahannya mudah didapati, kalaupun dibeli harga bahan baku styrofoam masih terjangkau. Selain itu dirinya pun menjelaskan, bahwa paludarium ini sama saja dengan akuarium tetapi akuarium untuk habitat air saja, sedangkan paludarium gabungan habitat darat dan air, kadang juga udara. \"Memang awalnya saya dulu membuat dari bahan baku semen, dikarenakan mahal makanya saya mengganti dengan bahan yang lebih murah ini,\"kata Uda Buyung sembari menunjukan hasil karya seni yang telah ia buat.
Ketika disinggung berapa lama proses pengerjaan untuk membuat 1 paludarium, ia pun mengungkapkan, tergantung dari berapa besar ukurannya dan konsep yang akan dibikin dan tingkat kesulitannya, karena ini sangat berpengaruh dengan proses pembuatannya. \"Paling cepat 3 hari, tergantung dari ukurannya kalau sperti ukuran 1 meter ini bisa 7 hingga 10 hari saya kerjakannya,\"terangnya.
Terkait dengan harga jualnya sendiri dirinya pun mengungkapkan yang jelas terjangkau untuk semua kalangan masyarakat. Sesuai dengan besar dan kecilnya bentuk dari Paludarium itu sendiri, mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 1,5 juta. Dari hasil ini pun uda buyung mengaku mendapatkan omset tak menentu, kadang dari Rp 1 juta/bulan kadang lebih. Tak banyak memang, namun bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menjadikan sesuatu yang tak bernilai menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah. \"Kalau harga tergantung ukuran, paling kecil saya jual Rp 250 ribu. Karena kendala dipemasaran, jadi saya buat apabila ada yang memesan saja, sehingga omsetnya juga tak menentu,\"ungkapnya.
Kendati terjangkau, Uda Buyung pun mengakui, bahwa dari 4 tahun silam dirinya menggeluti pembuatan paludarium ini tepatnya di tahun 2018 lalu. Memang terkendala dengan pemasaran akhirnya untuk paludarium berbahan baku styrofoam ini banyak tidak diketahui oleh masyarakat. Berbeda bila dibandingkan di daerah pulau Jawa. Orang khususnya pecinta hewan tahu apa itu paludarium. Dengan kendala ini pun, dirinya berharap kepada pemerintah daerah bisa membantu mengembangkan usahanya dengan mempermudah produk IKM agar dapat dipasarkan di tempat lain, agar hasil karyanya ini yang juga karya seni yang dapat diberdayakan. \"Pasti bila ada dukungan dari pemerintah pasti paludarium ini banyak diminati, apalagi untuk saat ini lagi boomingnya ikan hias,\"tukasnya.(127)