KAUR SELATAN, Bengkulu Ekspress - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kaur dan sekitarnya sejak beberapa bulan terakhir ini membuat sejumlah petani cabai di wilayah Kaur khususnya di Kecamatan Kaur Selatan khawatir. Sebab para petani khawatir, kondisi ini akan semakin membuat harga cabai kian merosot. Terlebih saat ini, harga cabai sudah turun drastis, dari semula perkilogram mencapai Rp 25 ribu saat ini turun menjadi Rp 20 perkilonya.
Salah satu petani cabai, Siraj (49) Desa Gedung Sako Kecamatan Kaur Selatan mengaku, turunya harga cabai sudah dirasakan sejak seminggu ini. Padahal, dengan harga cabai yang mencapai Rp 25 ribu bisa menutup kerugian saat harga cabai anjlok. Sedangkan kondisi saat ini, tanaman cabai masih hijau dan diperkirakan baru bisa panen seminggu mendatang.
“Kalau dipanen sekarang nanti malah tidak laku, kalau ditunggu sampai panen, takutnya harga semakin jeblok,” keluhnya.
Selain harga yang merosot, cuaca hujan yang tidak kunjung berhenti menjadi ancaman tersendiri bagi petani. Pasalnya, curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanaman cabai mudah terkena hama penyakit. Seperti patek dan lalat buah. Tanaman yang terkena hama patek akan layu dan mati. Sedangkan hama lalat buah, hingga saat ini belum ada obatnya.
“Untuk lalat buah,kita basmi dengan cara manual, pasang perangkap dibotol yang sudah diberi lem. Biasanya waktu musim hujan inilah banyak cabai busuk,” ujarnya.
Terpisa, pedangan cabai di pasar Inpres Julian (43), ia mengaku khawatir harga cabai bakal makin naik di saat musim hujan. Pasalnya waktu musim hujan, cabai lebih mudah membusuk sehingga stok yang ada terus berkurang. \"Kalau musim hujan bisa mudah busuk, misal kita punya cadangan di rumah untuk dijual besok. Kalau lembab saja pasti busuk itu,\" ujarnya.(618)