“Disini kita bingung langkah apa lagi yang meski kita lakukan, sebab dalam hal ini kita hanya bisa memberikan sosialisasi, sementara penindakan tetap ditangani langsung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu,” katanya.
Dikatakannya, informasi 80 persen nelayan menangkap benur. Juga untuk menekan penangkapan benur oleh para nelayan Kaur ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan tak bosan bosannya mengingatkan nelayan untuk menghentikan aktifitas penangkapan benur yang dapat merusak berkembang biaknya benur dan juga dapat membawa nelayan kebalik jeruji besi. Tapi mereka tergiur dengan mudahnya menangkap dan besarnya penghasilan yang didapat. Akibatnya saat ini harga ikan melambung tinggi karena nelayan memilih menangkap benur ketimbang menangkap ikan.
“Kami sudah surve ke pasar berapa bulan terakhir harga ikan juga mengalami kenaikan, ini juga lantaran hanya sedikit yang menangkap ikan,” tegasnya.
Ditambahkannya, ia berberharap nantinya nelayan dapat memahami aturan itu dan akhirnya berhenti, sedangkan para pembeli benur diharapkan juga tak lagi mendorong nelayan untuk menangkap benur. Sebab informasi yang didapat saat ini sebagian peralatan tangkap nelayan juga dimodali oleh pembeli atau pengumpul sehingga ikut mendorong nelayan untuk mendapatkan benur tanpa modal. “Ini nanti jangan sampai nanti malah ada nelayan yang dikurung lantaran ulah mereka sendiri padahal kita semua tahu tanggungan keluarga mereka banyak,” jelasnya.(618)