Santri Pioner Perdamaian

Selasa 23-10-2018,14:55 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Santri sebagai pioner perdamaian. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, Drs H Bustasar MS M.Pd digantikan kepala Bagian Tata Usaha Yasaroh Maksum, saat menjadi pembina upacara peringatan hari Santri Nasional, di lapangan Pondok pesantren Pancasila, kemarin (22/10).

Pada kesempatan itu, Kepala Bagian Tata Usaha Yasaroh Maksum membacakan sambutan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin menuturkan, \"Peran santri sebagai pioner perdamaian berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran dan komitmen cinta tanah air. Diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik ditengah keragaman masyarakat.\'\'

Dengan mengusung tema \" Bersama Santri Damailah Negeri\", Yasaroh mengajak para santri menebar kedamaian, kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun. Isu perdamaian itu diangkat sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi persoalan, seperti hoax, ujaran kebencian, polraisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme.

Ia juga mengingatkan agar santri tidak lupa akan sejarah. Hari santri merujuk pada keluarnya resolusi jihad 22 Oktober 1945, yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya, yang dikenal sebagai hari pahlawan. Resolusi jihad seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religus

Masih dikatakan Yasaroh, sesuai dengan keputusan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang hari santri, merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia. \"Hari santri merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri,\" ujarnya.

Sementara itu, tokoh agama yang juga Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu KH Ahmad Daroini menyatakan, bersyukur dengan adanya peringatan hari santri nasional. Meski begitu, masih banyak pendidikan pondok pesantren masih dipandang sebelah mata. Belakangan malah terbentuk image pondok pesantren tempat orang radikal. \"Dulu pondok pesantren dikategorikan pendidikan radikal dan garis keras,\" katanya.

Ahmad Daroini meminta, pihak berwajib mewaspadai agar tudingan radikalisme dikalangan pondok pesantren tidak terjadi.Oleh karena itu dengan dijadikanya hari Santri Nasional ini semua tudingan diharapkan berangsur hilang. Ahmad Daroini melihat perkembangan pendidikan santri di Bengkulu, tidak pernah surut. Pendidikan religius justru mulai menarik dan menempati hati masyarakat. Walau masih ada image miring ditengah masyarakat. Dia yakin santri orang orang yang memiliki nasionalisme dan anti penzaliman.

Ia berpesan, dengan lahirnya hari santri nasional jadikan santri yang mawas diri untuk lebih berprestasi dan mematangkan nasionalsime dalam kalangan keluaga. Jangan biarkan kemungkaran anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bermunculan di kalangan pondok pesantren.

Pantauan Bengkulu Ekspress dilapangan, diakhir kegiatan upacara dilanjutkan dengan berbagai atraksi seni pondok pesantren, hadiah hingga pelepasan 10 sanggar untuk mengikuti kegiatan kemah pondok pesantren tingkat nasional yang dipusatkan di Jambi. Para peserta itu, merupakan hasil seleksi tingkat provinsi dan akan berkompetisi ditingkast nasional. Upacara hari santri yang berlangsung khidmat itu dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat, serta kepala Kemenag dan Kepala pondok pesantren di Kota Bengkulu. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait