\"Kita berikan himbauan kepada masyarakat untuk 3 M yakni menutup, menguras, dan menimbun terkait benda-benda yang dapat menjadikan sarang nyamuk itu. Walaupun jumlahnya cukup banyak namun terjadi penurunan,\"terangnya.
Kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan kota Arga Makmur yang mencapai sekitar 30 kasus. Disusul Padang Jaya 20 kasus, sedangkan 10 nya hanya gejala demam dan belum terjangkit DBD. Menurutnya di musim penghujan saat ini, kerap terjadi kasus DBD karena nyamuk tersebut akan bersarang di air yang tergenang dan jernih, terutama air hujan.
Ditambah lagi sebagian besar sampah rumah tangga masyarakat dapat menampung air hujan, terutama berbentuk kalengan. \"Biasanya akan terjadi peningkatan kasus saat musim hujan tiba,\" jelasnya.
Untuk desa yang penduduknya terkena wabah DBD, petugas dari Dinkes akan segera melakukan fogging.Tahun ini pemerintah daerah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 100 juta untuk pelaksanaan pemberantasan nyamuk.
\"Fogging ini memang mahal, karena ada sosialisasinya, obat-obatan, solar, ongkos jalan, dan biaya operasional petugas. Awal pertengahan bulan Januari lalu petugas kita sudah lakukan fogging di beberapa rumah warga Desa Gunung Alam,\" tukasnya.(117)