KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress- Cara terbaik menghindari penyebaran hoaks atau berita bohong adalah dengan cara tidak \"latah\" untuk menyebarkan informasi yang didapat, terutama di media sosial. Sebab, berita yang dikirim secara berantai di media sosial, terkadang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sehingga kerap menjadi informasi hoaks yang membuat kegaduhan.
Wakil Sekretaris PWI Kepahiang, Rahman Yasin, saat memberikan materi ciri-ciri berita hoaks kepada 120 siswa-siswa SMA, SMK, MA dan SMP se-Kabupaten Kepahiang Jum\'at (5/10). Generasi milenial, terutama di tingkat pelajar harus mengedepan pikiran cerdas dengan tidak gampang menyebarkan atau membagikan postingan di media sosial.
\"Cara menghindarinya ada didiri kita sendiri, yaitu dengan tidak ikut-ikutan mengshare informasi atau status difacebook tersebut,\" tuturnya.
Menurutnya, saat ini sudah ada UU ITE yang mengatur sanksi hukum bagi pembuat dan penyebar hoax. Bahkan sudah banyak orang yang harus berurusan dengan kepolisian karena menyebarkan informasi hoaks melalui media sosial. \"Jadilah anak muda atau pelajar cerdas, jangan dapat informasi yang dikirim orang dimedia sosial langsung ikut-ikut dibagikan,\" tuturnya.
Menurutnya, ciri-ciri informasi atau berita hoax dapat diketahui secara langsung diantaranya berita itu selalu menonjolkan judul yang bombastis atau lebay. Sumber berita yang tidak jelas, serta media tidak jelas bahkan tak dapat diketahui alamat redaksinya. \"Media online itu yang resmi jelas, bisa dilihat diprofilnya ada alamat redaksi, serta ada keterangan redaksi orang yang menulis beritanya,\" kata Rahman.
Sementara Ketua SIWO PWI Kepahiang Hendika Andesta ancaman kurangan badan selama 6 tahun bagi para penyebar hoaks denda maksimal Rp 1 miliar. Sehingga seluruh anak-anak yang sudah menggunakan handphone android mesti waspada, agar tidak menjadi pelaku penyebar hoax. \"Pasal 28 ayat (1) atau ayat(2) menyebutkan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak 1 miliar rupiah,\" jelasnya.
Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayan (Dikbud) Kepahiang Dr Hartono MPd mengapresiasi kegiatan sosialisasi anti hoax Pesaturan Wartawan Indonesia (PWI) Kepahiang. Kegiatan sangat positif untuk ilmu pengatahui terutama para pelajar agar dapat mengihindiri perbuat baik pembuat maupun penyebar hoax. \"Kita bersyukur ada kawan-kawan dari PWI Kepahiang yang ikut dalam usaha pencegahan penyebaran hoax dengan memberikan pengetahui mengenai ciri-ciri berta hoax kepada anak-anak kita ini,\" ujar Hartono.
Ia berharap agenda-agenda positif tersebut dapat terus dilaksanakan, agar masyarakat secara umum dapat memiliki gambarang mengenai proses penjaringan berita yang benar. Serta tidak muda untuk menyebarkan informasi-informasi negatif hingga menimbulkan berbagai konflik ditengah masyarakat. \"Kita suport kegiatan seperti ini, ini bagian dari tanggungjawab bersama untuk pencegahan penyebaran informasi hoax,\" tuturnya.
Ketua PWI Kepahiang Heru Pramana Putra SE menegaskan sosialisasi pencegahan penyebaran hoax merupakan agenda yang disusun pihaknya sejak awal dilantik. Mengingat banyak masyarakat yang belum dapat memahami secara keseluruhan rangkai kerja jurnalis hingga bisa menyajikan sebuah berita. \"Melalui sosialisasi ini diharapkan para peserta mengetahui mana yang dikatakan berita atau bukan, serta bisa menambah pemahaman mereka mengenai ciri-ciri berita hoax agar tidak ikut-ikutnya membagikan beritanya yang salah tersebut,\" ucapnya. (320)